Surat Untuk Teman Kontrakan Teman, entah sudah berapa lama tepatnya saya bangun pagi dan melihat wajahmu di rumah ini, rasanya sudah cukup l...
Surat Untuk Teman Kontrakan
Teman, entah sudah berapa lama tepatnya saya bangun pagi dan melihat wajahmu di rumah ini, rasanya sudah cukup lama untuk kita bedengkramah. Kita saling membangunkan untuk sholat subuh, kita berangkat sholat subuh dan setelahnya kita tilawah Qur’an dan kita secara bergantian membaca kitab untuk membuka pagi ini dengan kesadaran. Walaupun terkadang saya dan kamu juga susah juga untuk dibangunkan dan juga kita jarang mengkaji kitab walaupun beberepa kata, tapi ternyata Allah masih memberikan kita kasih dan sayang diantara kita dalam kebaikan. Karena saya yakin bahwasanya kasih sayang yang kita bangun di rumah ini adalah karunia dari Allah SWT. Dan ketika mungkin kita saling diam dirumah ini, mingkin kasih sayang diantara kita berkurang karena ibadah kita kepada Allah jg kendor.
Teman, saya rasakan sangat bahagia ketika saya bisa memasak makanan untuk kalian semua, dan kalian makan dengan lahap, walaupun terkadang saya juga sulit membedakan apakah memang kalian doyan dengan masakan saya atau karena lapar? Tapi apapun komentarmu tentang makanan yang saya masak itu, saya terima dengan ikhlas. Saya merasa bahagia ketika makanan yang saya masak itu dan kalian makan dengan nama Allah, kemudian kalian menuntut ilmu karena Allah. Karena mungkin itu menjadi amal baik yang bias saya bawa ke negeri abadi.
Teman, tak jaarang rumah kita selalu berantakkan, kotor berdebu, katanya seperti kapal pecah. Mungkin karena kesibukkan kita masing-masing yang padat, dengan kuliah, organisasi,, dan yang lainnya. Memang sih kita ini gak punya jadwal bersih-bersih setiap hari, tapi satu minggu sekali, yaw ajar memang rumah kita jadi berantakkan kecuali hari minggi, ada ortu or saudara kita dating dan lain-lainnya. Baru kita melihat rumah kita ini adalah rumah, bukan kapal pecah. Tapi sebenarnya kita sedang dalam proses untuk bertanggung jawab dengan barang kita sendiri supaya lebih teratur. Atau dalam tipe kepribadian kita semua adalah koleris or sanguinis dominan? Sehingga jarang rapi ya?
Tapi saya n kalian semua juga menikmati hidup dikapal pecah ini dengan sehat-sehat saja, hehe.
Teman, rasanya, banyak canda yang kita tertawa bersamanya. Jarang kemudian kita saling diam-diaman or marah-marahan. Ini benar-benar membuat saya menjadi rumah kapal pecah ini seprti surga disegerakan.
Teman, dirumah inilah kita sedang berproses untuk membangun kehidupan dirumah yang nyata setelah kita menyelesaikan amanah dan hajat kita untuk menuntut ilmu disini dan kita bawakan dan kita hadirkan ketengah masyarakat yang tengah menunggu kita diluar rumah kita ini.
Teman inilah sedikit kata-kata yang mengenangkan saya kepada kalian semua yang selalu berwajah cerah dan memiliki keseriusan dengan amnah masing-masing kita. Walaupun kita belum merasakan saling merindu satu dengan yang lain, melainkan akan kita rasakan setelah kita berpisah dan kembali ke rumah kita masing-masing. Semoga yang menjadi hangat dalam ingatan kita adalah, bahwasanya kita pernah berkasih sayang dirumah kapal pecah ini.