Pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri by Ridho Hudayana BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan bangsa Indonesia pada ...
Pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri
by Ridho Hudayana
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Permasalahan bangsa Indonesia pada hari ini adalah permasalahan yang begitu kompleks. Yang kerap kali disosroti adalah permasalahan perekonomian. Yang pada akhir 1998 mengalami krisis yang berpanjangan hingga pada hari ini dengan hutang yang semakin hari semakin bertambah. Sehingga wajar jika dikatakan setiap bayi yang lahir di Indonesia, sudah diberikan beban untuk melunasi hutang negara.
Benarkah permasalahan Pokok negara ini adalah perekonomian? Masalah yang pokok di negara ini adalah permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) indonesia yang tidak berkualitas ditambah dengan oknum pemerintah yang tidak menunjukkan anti loyalitas terhadap negara ini dengan melakukan tidak korupsi, baik yang terstruktur maupun yang telah menjadi budaya bersama.
Jika kita melihat Inonesia dari SDM pemudanya, maka kita dapat melakukan survey, seberapa besar pemuda Indonesia pada hari ini yang memiliki cita-cita yang besar untuk melakukan perbaikan pada bangsa ini. Ataupun secara sederhana saja pemuda atau teman disekitar kita. Tanyakan cita-citanya. Kita akan melihat motivasi dirinya, terutama dalam hal cita-citanya untuk membangun negara ini. Apakah ia memiliki cita-cita perbaikan negara itu? Atau bahkan ia pun masih bingung dengan cita-citanya sendiri. Kita tidak akan bisa mengharapkan indonesia ini akan bangkit ketika SDM Pemudanya hanya untuk cita-cita diri mereka saja tidak memiliki, bagaimanakah kemudian mereka akan mampu memiliki cita-cita yang besar untuk memperbaiki bangsa ini? ataupun punya cita-cita tapi kemudian itu hanya menjadi mimpi yang jauh dari realita. Itu tandanya cita-cita itu terlalu umum dan tidak dapat di visualkan dalam diri mereka.
Sehingga menarik untuk diangkat judul wawancara ini. Yaitu; “Pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri”. Sebagai suatu insight baru dalam pengembangan SDM pemuda kedepannya. Untuk mewujudkan indonesia yang lebih baik.
B.Tujuan
Dalam tema wawancara Pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri memiliki tujuan adalah sebagai berikut :
1.Mendeskripsikan pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri
2.Menjelaskan pengaruh imajinasi terhadap motivasi diri
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Pengertian
1.Imajinasi
Imajinasi, sebagian besar orang memahami imajinasi sebagai khayalan, yang sesungguhnya merupakan ilusi dan fantasi. Keduanya berbeda dengan imajinasi. Dari histetymoly, kata yang mulai dipergunakan sejak abad ke 14 dalam kosakata middle English dan Anglo-French (imagination), berakar pada bahasa Latin: imaginatio (dari imaginari).
Imajinasi dapat dipahami sebagai sumber dan dinamika kekuatan tersembunyi yang menggambarkan kekuatan citra realitas kedua yang dapat diwujudkan menjadi kenyataan dalam hidup sehari-hari. Karenanya, imajinasi sering juga dipahami sebagai abilitas kreatif, dan atau abilitas untuk menghadapi aneka masalah. Imajinasi bertahta pada otak dan pikiran yang aktif dan merespon dinamika hasrat insani setiap manusia. Pada sebagian manusia, imajinasi merupakan kreasi yang didorong oleh kebernasan pikiran. Kemudian membuahkan beragam kreasi hidup manusia dalam proses pengembangan dayacipta, yang memiliki jarak tertentu dengan beragam asumsi yang dilahirkan oleh obsesi-obsesi. Bisa juga dikatakan, imajinasi sebagai sketsa dari suatu realitas yang belum ada, menjadi ada.
Mimpi melahirkan ilusi, fantasi, dan imajinasi. Ilusi merupakan khayalan yang berkembang dan merasuk ke dalam otak manusia, sebagai pengembangan mimpi. Deskripsi abstraktif tentang sesuatu keadaan yang ditimbulkan oleh besarnya hasrat ideal yang tak diperolehnya di alam realis. Ilusi merupakan silap mata atau fatamorgana, yang bersifat hayali dan hanya bisa dialami di alam bawah sadar.
Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambaran suatu kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990).
Setiap mahluk hidup, sejak lahir telah diberi kemampuan untuk mengenali lingkungan sekelilingnya. Kemampuan tersebut berkembang sejalan dengan
pengalaman, semakin bertambah pengalaman seseorang, maka semakin bagus daya pikirnya Daya pikir ini dapat divisualisakan dalam bentuk gambar, tulisan, percakapan, isyarat, dsb.
Pokok bahasan yang terkait dengan imajinasi adalah berfikir produktif (productive thinking), berbuat kesalahan (false trails), keingintahuan sebagai pemacu untuk berfikir (coriosity as an incentive to thinking); diskusi sebagai pendorong pikiran untuk berpikir (discussion as a stimulus to the mind); berfikir yang terkondisikan (conditioned thinking).
Imajinasi merupakan sumber inspirasi untuk mencari pengetahuan yang baru, tetapi dapat juga menjadi bahaya jika tidak dikuti dengan disiplin; selain itu imajinasi juga sumber frustasi bila tidak menjadi kenyataan. Imajinasi yang baik membutuhkan keseimbangan antara kecaman atau kritikan dan persetujuan. Imajinasi memberikan kesempatan pada seseorang untuk mengembara ke kegelapan yang tidak diketahui arah dan tujuannya tetapi dengan sinar pengetahuan yang dimiliki, seseorang tersebut menjadi tahu tentang sesuatu. Tetapi bila imajinasi tersebut diuji dengan seberapa banyak bukti yang ada, maka dibutuhkan perhatian dari pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki.
Imajinasi bukan khayalan, melainkan deskripsi abstrak dan ideal dari gagasan, ide, dan mimpi yang dapat diwujudkan. Karena itu, imajinasi memadukan secara serasi dan selaras intuitive reason dalam realitas pertama kehidupan. Buah nalar di luar empirisma yang bisa diubah menjadi pengalaman empiristis. Baik dirangsang oleh persentuhan indria terhadap sesuatu yang sudah ada, ataupun penghampiran nalar terhadap sesuatu yang sebelumnya tidak ada.
Dalam tradisi keilmuan, imajinasi dapat dipahami dari pengalaman non empiris dan empiris Newton yang menemukan dalil tentang grafitasi bumi, juga pada apa yang dialami Archimides untuk merumuskan teori tentang daya tolak dan daya tekan benda padat terhadap air, sebagaimana Thomas Alfa Edison ketika merumuskan energi listrik. Serta berbagai teori lain yang bermula dari pengembaraan ke ruang abstraksi natural law.
2.Cita-Cita
cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga adalah segala sesuatu yang ingin dicapai dan bersifat tetap, sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.
3.Motivasi
Motivasi ialah kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar (yang dilakukan dengan mendorong atau menarik). Motivasi jelas datang dari pelbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Motivasi merupakan energi dalam diri seseorang yang menggerakkan dalam diri seseorang untuk berbuat atau bertingkah laku, membimbing dan terus mempertahankan tingkah laku.
B.Komponen
1. Ketegasan
Motivasi berawal dari ketegasan, atau dengan kata lain ketegasan ini adalah rahasia pertama dari motivasi. Jangan pernah melihat lingkungan sekeliling, motivasi bukan petunjuk yang dapat dari lingkungan sekeliling, bukan pelajaran yang didapat dari buku atau website, bukan pelajaran yang didapat dari seminar-seminar motivasi, dan bukan pula merupakan isi dari sebuah CD berisi ceramah ataupun berisi gambar-gambar dan ungkapan-ungkapan motivasi. Yang pasti seperti yang sudah saya tulis pada kalimat pertama, rahasia motivasi ada di dalam ketegasan untuk membuat diri bergairah menjalani hidup dan meraih apa yang diinginkan. Perlu diperhatikan disini, yang dapat memotivasi diri secara lebih awet, hanya pribadi itu sendiri yang dapat melakukan usaha-usaha untuk membuat pribadi lebih baik kemudian hari dengan meminimalkan gangguan, merencakan pekerjaan dengan lebih baik dan menjalankan apa yang telah direncanakan dengan sebaik-baiknya.
Pribadi itu sendiri yang dapat menentukan kapan menyerah pada keadaan atau menghilangkan segala ketakutan dan kekhawatiran dalam menjalani hidup ini, yang jelas motivasi itu mengandung kebebasan untuk memilih.
2. Berpikir bahwa anda mampu meraihny
Usaha untuk meraih sesuatu yang diinginkan dalam hidup ini dipengaruhi pula oleh cara berpikir kita terhadap apa yang akan kita raih atau yang kita inginkan. Norman Vincent Peale mengatakan“ ubahlah cara berpikirmu, maka kau mengubah duniamu, jadi memikirkan apa yang akan kita raih, akan sangat mempengaruhi upaya kita untuk mengubah keadaan hidup kita dan mungkin juga lingkungan kita sesuai yang kita inginkan. Cara berpikir seperti itu pula yang akan melipat gandakan motivasi kita untuk melakukan hal-hal terbaik melalui sebuah efek domino dimana cara berpikir akan mempengaruhi sikap mental kita menghadapi lingkungan yang kurang bahkan tidak mendukung, membangun rasa percaya diri dan menegaskan arah yang akan dituju dan memberikan bayangan yang jelas tentang apa yang akan kita raih. Jaga pikiran anda, jaga diri anda dan selamat berjuang untuk menjadi diri sendiri seperti yang dipikirkan.
3. Merencanakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.
Rahasia selanjutnya adalah tentang apapun yang akan diraih, apapun tujuannya, apapun impian kita, kalau tidak kita rencanakan dengan baik semua akan tinggal kenangan, kalaupun terwujud, akan membutuhkan waktu yang lama dan melalui jalan yang panjang, meminjam kalimat bijak Antoine de Saint, tujuan tanpa perencanaan hanyalah sebuah harapan.
Buatlah Rencana! Setelah anda mempunyai ketegasan, saatnya anda merencanakan untuk memulai sebuah ”perjalanan”. Perencanaan tidak selamanya bersifat kompleks, bahkan perencanaan untuk meraih tujuan diri mungkin hanya berupa beberapa point kalimat pendek yang mrupakan visualisasi dari pikiran cemerlang anda dalam meraih tujuan. Perencanaan yang baik akan mempercepat dan mempermudah anda untuk mencapai tujuan dan orang yang merencanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya setelah ia memutuskan untuk memperoleh apa yang dia inginkan adalah orang yang menolong dirinya sendiri.
Bila diumpamakan bahwa perjuangan kita meraih apa yang kita inginkan itu sebuah perjalanan disebuah negeri yang belum pernah kita kunjungi, maka perencanaan itu adalah sebuah peta yang harus kita ikuti agar kita tidak tersesat dan dapat mencapai tempat yang kita tuju dengan selamat dan tepat waktu.
4. Bayangkan apa yang akan diraih
Anda boleh saja membayangkan diri anda adalah peraih nobel fisika, anda boleh membayangkan diri anda adalah pemegang gelar Doktor dari universitas terkemuka di Perancis, boleh membayangkan diri adalah penulis terkenal sekelas J.K Rowling, bahkan anda boleh juga membayangkan diri anda sedang mengendarai mobil mewah keluaran terbaru dan melintasi jalan-jalan utama di Jakarta bila itu adalah apa yang anda inginkan. Apa yang anda bayangkan boleh jadi akan menjadi pengendali terhadap penyelewengan terhadap apa yang telah anda rencanakan, apa yang anda bayangkan boleh jadi merupakan lampu penerang di jalan-jalan yang menuju pada tujuan anda, bukankah anda tidak akan bergerak maju jika anda tidak melihat jalan? Satu hal yang perlu diingat disini, apa yang anda bayangkan jangan sampai hanya merupakan bayangan maya, anda harus dapat menjadikan apa yang anda bayangkan itu akan menjadi kenyataan untuk dirah dengan mengerahkan segenap kemampuan, segenap pikiran yang fokus, dan kehati-hatian dalam meniti jalan yang sudah kita lihat… emmm membingungkan yah?? Begini saja, misalkan anda seorang pelukis, dan point ke 4 dalam rahasia motivasi ini adalah bayangan anda tentang bagaimana hasil lukisan anda nantinya, nah apa yang anda bayangkan inilah yang akan menjadi panduan anda bagaimana anda menggoreskan kuas diatas kanvas dan bagaimana anda memadukan warna agar lukisan yang kita hasilkan persis sama dengan apa yang kita bayangkan.
5. Bertindak dengan penuh keyakinan
Keempat point diatas telah menunjukkan sikap mental yang dibutuhkan untuk membangun motivasi dari dalam diri, maka pada poin yang terakhir ini, saatnya melakukan tindakkan dengan penuh keyakinan. Anda harus melakukan sesuatu untuk tetap menjaga motivasi agar tidak menjadi sesuatu yang sia-sia sekaligus agar apa yang diinginkan tercapai serta membuat hidup anda menjadi lebih baik. Ingat, tak ada apapun yang akan berubah bila anda tidakmelakukansesuatu.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri adalah sebagai berikut :
1. Sikap asertif atau ketegasan sikap dalam menyemangati diri.
2. Pola fikir yang selalu optimis dalam pencapaian cita-cita.
3. Melakukan perencanaan dengan sebaik-baiknya.
4. Mengimajinasikan suatu yng ingin diraih.
5. Melakukan tindakan berlandaskan keyakinan.
BATAS ISTILAH
Sesuai dengan judul yang diangkat adalah; pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri. Yang dimaksudkan dalam tataran definisi operasionalnya adalah;
1. Imajinasi Cita-cita : daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambaran tentang hal-hal yang ingin dicapai dan bersifat tetap.
2. Motivasi Diri : segala sesuatu hal yang dapat menggerakkan seseorang untuk berbuat atau bertingkah laku.
BAB III
METODELOGI
A. MetodePengumpulan Data
Metode pengumpulan data tama yang digunakan adalah metode wawancara bebas terpimpin. Dan metode pengumpulan data pendukung adalah dengan metode observasi tekhnik anekdotal.
B. Pedoman Wawancara dan Pedoman Observasi
1. Pedoman Wawancara
Dalam wawancara ini, teknik yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur atau sering juga disebut dengan wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka
Adapun panduan wawancara sebagai berikut :
a. IMAJINASI CITA-CITA
1. berapa tahunkah anda ingin hidup di dunia ini?
2. Imajinasikan dalam bentuk visual dan audio didalam diri anda tentang cita-cita anda (lebih detail lebih baik)
3. Visualkanlah imajinasi cita-cita anda kedalam sebuah kertas dalam bentuk gambar yang sesuai dengan yang anda imajinasikan (lebih detail lebih baik)
4. Jadikan imajinasi anda dalam bentuk tulisan, ceritakan apa yang ada dalam imajinasi anda tentang cita-cita anda . (lebih detail lebih baik)
b. MOTIVASI DIRI
1. Apa yang anda kenal dari diri anda?
2. Apa yang anda senangi dari diri anda?
3. Apa yang anda inginkan dari diri anda?
4. Mengapa anda berada di dunia ini?
c. PENGARUH IMAJINASI CITA-CITA TERHADAP MOTIVASI DIRI
1. Apakah anda yakin akan dapat mewujudkan cita-cita yang anda imajinasikan itu?
2. Bagaimanakah langkah-langkah anda dalam mewujudkan cita-cita yang anda imajinasikan itu?
3. Kapankah anda dapat merealisasikan cita-cita anda?
4. Dimanakah anda kan mewujudkan cita-cita anda?
2. Pedoman Observasi
Secara umum, observasi yang dilakukan dalam wawancara ini adalah pada dimensi non-partisipan, yaitu peneliti tidak terlibat sama sekali dalam kegiatan atau kehidupan observee, dimana peneliti hanya menjadi pengamat kegiatan-kegiatan yang dilakukan observee.
Alat observasi yang digunakan adalah anekdotal dan catatan berkala. Anekdotal adalah alat observasi dengan cara mencatat hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti atas apa yang sedang ia teliti (Rahayu, 2004: 19).
Catatan berkala adalah alat observasi dengan cara mencatat kesan-kesan umum obyek yang sedang diteliti pada waktu tertentu dan atau berbeda dengan aspek yang berbeda (Rahayu, 2004: 20).
C. Identitas Responden
Nama : AF
Alamat : Adirejo, sabung, Lampung
TTL : Adirejo, 20 juni 1989
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
D. Gambaran Lokasi
Wawancara dilaksanakan pada pagi hari sekitar jam sembilan pagi, tepatnya diaksanakan di laboratorium individual fakultas psikologi UIN Malang. Suasana padasaat itu cukup tenang. Denganfasilitas laboratorium yang mendukung seperti dengan adanya mejadan kursi. Membuat wawancara cukup nyaman.
BAB IV
PAPARAN DATA
A. Data Dari Wawancara
Data yang dapat diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan pada ahmad. Menunjukkan ahmad memiliki keinginan untuk hidup hingga usia lima puluh tahun. Dan dari hasil imajinasi yang ahmad lakukan, ahmad memiliki cita-cita sebagai berikut:
”setelah saya selesai belajar di UIN Malang ini dengan target yang saya cita-citakan yaitu selesai secepatnya (4 tahun). Saya akan melanjutkan pendidikan lagi keluar negeri, sampai umur maksimal 27 tahun selesai . saya kembali lagi ke kampung halaman saya untuk mengamalkan ilmu saya disana, menjadi lebih maju dari saat ini. Selain itu saya akan terus menyampaikan dakwah. Sampai umur maksimal 45 tahun. Kemudian saya akan menjadi gubernur memerintah pemerintahan disana supaya dakwah saya menjadi lebih maju dan juga tidak berhenti menyampaikan dakwah sampai akhir hayat”.
Dari sisi motivasi ahmad memiliki tujuan hidup ”tidak lain hanya menyembah Allah dan mengharap ridho-Nya. Dan yang palingia senagi dari dirinya adalah ”senang menjadi diri sendiri, dan yang paling susah adalah menjadi selain diri saya”. Dan yang ingin dilakukan oleh ahmad adalah ; ”ingin melakukan yang terbaik tetapi tidak ingin menjadi orang yang terbaik” dan ia mengatakan bahwa sanya ; ”hidup ini karena kodrat ilahi tau sunnatullah kehendak tuhan yang maha kuasa”.
Data yang dapat diambil dari wawancara terutama pada pengaruh dari imajinasi cita-cita terhadap Motivasi diri adalah ; ahmad yakin untuk dapat mewujudkan cita-cita yang di imajinasikannya. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. saya sulit menjadi orang yang terbaik tapi saya harus melakukan yang terbaik.
2. Ikhtiar dan tawakkal
3. menyelesaikan studi 4 tahun kemudian menuntut ilmukeluar negeri maksimal usia 27 tahun kemudian, kembali ke Indonesia mengamalkan ilmu, kemudian menjadi dosendi Universitas yang terbaik, kemudian menjadi rektor, untuk menjadikan pendidikan lebih maju didaerah saya, kemudian menjai gubernur, untuk memajukan daerah kelahiran saya. Dan semuanya tidak terlepas dari dakwah.
Dan ia akan wujudkan cita-citanya pada usia 50 tahun di daerah Lampung.
B. Data Dari Observasi
Data yang dapat diperoleh dari hasil observasi pada wawancara yang dilaksanakan adalah, yang terkait dengan responden dalam menjawab maupun dalam merespon dalam proses wawancara adalah: responden terlihat serius dalam berimajinasi maupun dalam mengungkapkan imajinasinya. Dan responden juga tidak terlihat tidak tegang, tenang dan culup santai. Hal ini terlihat dalam keseriusannya dalam menjawab pertanyaan wawancara dan tatapan matanya yang cukup konsen menatap. Dan terlihat pada posisi tubuh responden yang cukup santai dalam mengikuti proses wawancara.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari paparan data yang ada, baik berupa data hasil dari wawancara, maupun data hasil dari observasi. Menunjukkan beberapa hasil terkait dengan judul yang diangkat adalah pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri. Dari data yang dipaparkan yakni dari paparan ahmad terhadap cita-citanya cukup imajinatif. Seperti yang terlihat dari paparannya sebagai berikut;
”setelah saya selesai belajar di UIN Malang ini dengan target yang saya cita-citakan yaitu selesai secepatnya (4 tahun). Saya akan melanjutkan pendidikan lagi keluar negeri, sampai umur maksimal 27 tahun selesai . saya kembali lagi ke kampung halaman saya untuk mengamalkan ilmu saya disana, menjadi lebih maju dari saat ini. Selain itu saya akan terus menyampaikan dakwah. Sampai umur maksimal 45 tahun. Kemudian saya akan menjadi gubernur memerintah pemerintahan disana supaya dakwah saya menjadi lebih maju dan juga tidak berhenti menyampaikan dakwah sampai akhir hayat”.
Paparan ini merupakan hasil imajinasi yang dilakukannya, setelah menentukan keinginannya untuk hidup. Dan kemudian ia mengimajinasikan cita-citanya. Seolah-olah ahmad sedang melihat cita-citanya telah berasa didepan matanya. Hal ini dibuktikan oleh tatapan matanya yang cukup konsentrasi dalam melakukan imajinasi terhadap cita-citanya.
Dan imajinasinya juga terlihat dari gambar yang digambarnya(terlampir) yang menunjukkan kuatnya visualisasi imajinasi cita-citanya. Yang kemudian ia tuliskan kedalam kertas dan berusaha menceritakan kembali imajinasinya melalui tulisan deskriftif.
Tidak hanya itu saja tapi juga jka kita memperhatikan dari dengan mempertanyakan kembali cita-citanya dengan mempertanyakan pertanyaan yang meyakinkan cita-cita ini akan dilaksanakannya. Yang jawabannya juga konsisten dari awal pengungkapan cita-citanya. Yaitu sebagai berikut:
Data yang dapat diambil dari wawancara terutama pada pengaruh dari imajinasi cita-cita terhadap Motivasi diri adalah ; ahmad yakin untuk dapat mewujudkan cita-cita yang di imajinasikannya. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. saya sulit menjadi orang yang terbaik tapi saya harus melakukan yang terbaik.
2. Ikhtiar dan tawakkal
3. menyelesaikan studi 4 tahun kemudian menuntut ilmukeluar negeri maksimal usia 27 tahun kemudian, kembali ke Indonesia mengamalkan ilmu, kemudian menjadi dosendi Universitas yang terbaik, kemudian menjadi rektor, untuk menjadikan pendidikan lebih maju didaerah saya, kemudian menjai gubernur, untuk memajukan daerah kelahiran saya. Dan semuanya tidak terlepas dari dakwah.
4. Dan ia akan wujudkan cita-citanya pada usia 50 tahun di daerah Lampung.
Pernyataan ini merupakan pernyataan yang tidak berbeda dari pernyataannya tentang cita-citanya diawal. Dan bahkan lebih bersifat menguatkan bahwa ahmad memiliki motivasi diri yang baik dalam cita-citakannya akan diwujudkannya.
Sehingga penilaian dari wawancara ini, dinilai cukup valid dari output yang menyatakan bahwasanya imajinasi cita-cita memiliki pengaruh terhadap motivasi diri.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh dalam wawancara yang bertemakan “Pengaruh imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan sebagai indikasi adanya pengaruh antara imajinasi cita-cita terhadap motivasi diri adalah sebagai berikut :
1. Sikap asertif atau ketegasan sikap dalam menyemangati diri.
2. pola fikir yang selalu optimis dalam pencapaian cita-cita.
3. Melakukan perencanaan dengan sebaik-baiknya.
4. Mengimajinasikan suatu yng ingin diraih.
5. Melakukan tindakan berlandaskan keyakinan.
Dan poin-poin inilah yang kemudian bisa dimiliki sebagai indikasi bahwasanya seseorang memiliki motivasi yang tinggi dalam mewujudkan imajinasi cita-citanya.
Sehngga akhirnya permasalahan krisis apapun yang terjadi pada Indonesia pada saat ini kemudian berakhir dengan lahirnya generasi muda yang memiliki motivasi diri yang tinggi dengan disertai motivasi yang tinggi pula dalam membangun negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Beveridge, W.I.B, 1961. The Art of Scientific Investigation. Alfred A. Knoff,
Inc. dan Random House, Inc. New York.
Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
NigelJ.T.Thomas,2003.Imagination.Http://www.artsci.wustl edu/%7Ephilos/indDict /imagination.thml.
N. Syamsuddin CH. Haesy, Jakarta | Selasa, 08 Jan 2008
ek3/D/STAF/eviriyanti/trash/lead/bahan%20baru/motivs1.htm
Sribudi Astuti, Rahasia Motivasi Diri, Wednesday, October 17, 2007. Depok, Jawa Barat, Indonesia.