Ulul Albab Di Kali Metro Pagi Hari* Seperti yang yang telah direncanakan sehari sebelumnya kelompok mentoring yang saya bina ingin melaksana...
Ulul Albab Di Kali Metro Pagi Hari*
Seperti yang yang telah direncanakan sehari sebelumnya kelompok mentoring yang saya bina ingin melaksanakan mentoring di tempat yang diluar kebiasaan, Yang biasanya dilaksanakan disebuah ruangan atau di masjid kampus. Namun mentoring minggu ini sesuai dengan request dari mentee (peserta mentoring) yang sudah lama menginginkan untuk melaksanakan mentoring diluar ruangan alias outdoor, dan akhirnya minggu ini di sepakati untuk dilaksanakan di kali metro, yang letaknya tidak jauh dari kampus dan tempat mentoring biasanya dilaksanakan.
Hari sabtu pagi pun tiba, jam pun menujnjukkan pukul 5.30, mentoring time, peserta mentoring yang biasanya berjumlah 4 orang itu, untuk hari ini karena salah seorang mentee berhalangan untuk hadir sehingga mentee yang ikut mentoring setengah rihlah itupun berangkat ber-tiga orang, dan be-empat dengan saya.
Perjalanan mentoring outdoor pun dimulai walaupun ada salah seorang mentee yang terlihat berwajah sendu dan terlihat kurang bersemangat. Namun perlahan mentee yang awalnya tidak semangat ini kemudian bergati wajah semangat ketika pulangnya. Dalam perjalanan menuju kali metro, jalanan yang kita tempuh adalah jalan sawah yang setapak, jalan berbatu perumahan yang akan baru di bangun dan jalan sempit perumahan kampung, disertai dengan tanjakan dan turunan. Dan sampailah di kali metro yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk mandi dan tempat mencuci baju, motor, dan lain-lain, Cuma kok sisi kali metro ini tidak menarik dan kurang inidahn untuk dilaksanakan mentoring, walaupun suasana kali metro ini terlihat paradox dari pemandangan kota yang padat dengan orang berlalu lalang dengan berjalan, bersepeda motor, bermobil, yang memenuhi udara dengan timbal yang menyesakkan otak untuk berfikir. Sehingga kami memutuskan untuk mencari sembari menyusuri kali Metro untuk mencari tempat yang indah dan kondusif melaksanakan mentoring. Dan akhirnya kami menemukan tempat yang cukup indah dari kali metro ini. Yang strategisnya di tengah kali metro ini ada batu kali yang pas bagi kami untuk duduk dan melakukan mentoring diatasnya.
Mentoring pun dimulai, saya memintasalah satu peserta mentoring untuk membuka acara dan kemudian dilanjutkan dengan tilawah Al-Qur’an dengan hafalan salahsatu peserta mentoring, dan yang lainnya menyimak bacaannya yang cukup merdu ditengah gemercik air kali yang cukup deras dan keras, namun menyegarkan bagi yang mendengarkannya serta menamba syahdu lantunan ayat Al-Qur’an yang dibaca.
Dan setelah menyimak lantunan ayat Al-Qur’an dari hafalan seorang dari peserta mentoring, pembawa acarapun memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan materi yang sebelumnya telah dipersiapkan. Saya kemudian membuka pertemuan itu dengan menyebutkan betapa indahnya ciptaan Allah dan betapa serasinya semua yang diciptakan-Nya, salah satu contohnya adalah air kali dengan batu kali. Jika air dan batu kali ini tidak bertemu, maka tidak terjadi suara gemercik air yang mampu menyegarkan telinga dan hati, dan tidak terjadi pula arus yang kuat bagi air. Dan saya melanjutkan materi saya dengan karakteristik dakwah, walaupun suara saya harus berlomba dengan suara hempasan air di batu kali, tapi peserta mentoring dengan tenang memperhatikan apa yang say bicarakan. Saya menjelaskan tentang karakteristik-karakteristik dakwah dan muwashofat bagi seorang da’i, yang saya sampaikan kurang lebih 30 menit, dan setelah itu dilanjutkan dengan tanya jawab, dan sharing antar mentee dan saya. Walaupun sudah sekitar 60 menit berlalu dalam mentoring ini, namun tidak ada yang berekspresi dan berkata bosan, tapi semuanya terlihat menikmati materi, diskusi, dan sekaligus suasana pagi dikali metro dan suara hempasan air di batu.
Dan di sela-sela mentoring itu saya menyampaikan 2 ayat dari surah Ali Imran yata 190-191 sebgai perenungan ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” dan saya melanjutkan perenungan ayat ini ditengah kondisi alam kali metro di pagi hari yang menyemangati kami pada waktu itu, bahwasanya ketika ayat ini diturunkan kepada nabi diwaktu malam hari, dalam suatu hadits shoheh menyebukan, bahwasanya Rasulullah SAW. Menangis dari malam hingga waktu subuh, dan beberapa rambut rasulullah pun memutih, karena begitu dalamnya dan beratnya ayat ini untuk diaplikasikan dalam kehidupan umat Islam. Sehingga menjadi perenungan yang dalam bagi kami ketika itu berada di alam terbuka untuk selalu merenungi penciptaan Allah, sembari berzikir dan sekaligus memikirkan penciptaannya yang tengah kami nikmati saat itu.
Betapa rasanya sulit saya gambarkan begitu indah dan syahdunya mentoring yang kita laksanakan di kali metro pada waktu itu. Dan mentoring kali ini sungguh menyemangati bagi keolompok mentoring ini untuk selalu mengkaji agama Allah SWT. Ini sebagai wujud dan realisasi dari perenungan kami yaitu menjadi orang yang senantiasa berfikir dan berzikir kepada Allah.
Dan sebelum meninggalkan kali metro, sesudah kami menyelesaikan mentoring dengan diskusi, penutup dan do’a kafarotul majelis. Acara selanjutnya adalah foto-foto bersama di tempat itu, sembari menjadikan nya sebagai kenangan yang inidah selama hampir dua semester ini kami lakukan mentoring.
Ketika pulang, sembari berjalan, saya melihat wajah-wajah mentee yang bersemangat dan ceria. Walaupun pada awalnya ada salah seorang mentee yang wajahnya kusut alias kurang bersemangat, ketika perjalanan pulang itu, wajahnya kelihatan berseri dan bersemangat. Dalam hati saya berkata, Alhamdulillah ya Allah, hari ini telah Engkau jadikan bagi kami pertemuan yang menyegarkan sekaligus menyemangati.
(Ridho Hudayana)
