TEATER LANGIT* (Suatu Kebanggaan) Entah mimpi apa dalam hidup saya yang sudah menginjak kepala dua ini, hmm.. bisa bergabung dan bermain p...
TEATER LANGIT*
(Suatu Kebanggaan)
Entah mimpi apa dalam hidup saya yang sudah menginjak kepala dua ini, hmm.. bisa bergabung dan bermain peran dalam dunia teater. Mungkin dalam ungkapan terkenalnya, “mimpi apa aku semalam”. Tapi ini lah kenyataan dalam hidup saya saat ini, yang bergabung di teater langit tepatnya. Memang jika saya refleksikan riwayat pengalaman dan hobi yang saya miliki, hampir tidak satupun pengalaman dan hobi saya masa lalu dalam hal seni peran. Apa lagi kalo keturunan Artis? Hmm.. sama sekali bukan. Dan membuat saya termenung dan merenung kira-kira kenapa ya koq bisa saya bisa bergabung dan bermain peran di dunia teater ya? Namun setelah termenung sembari merenung alias meng-Asessment diri, saya menemukan jawaban sementara, karena mungkin ini adalah hobi baru mungkin dan rupanya saya memiliki minat yang cukup baik dalam hal bermain walaupun belum punya ilmu teater yang baik sebagaimana pemain teater pada umumnya, ya sembari lah belajar sedikit demi sedikit tentang ke-teateran.
Tidak terasa saya sudah hampir di tahun ke-dua di Teater Langit ini, yang sebenarnya Teater langit telah berusia kurang lebih 3 tahun sejak tahun 2007.
Dimulai dari perkenalan saya dengan mbah jiwo (nama teater) yang mengajak saya terlibat dalam beberapa penampilan teaterikal aksi mahasiswa jalanan menuntut pembelaan terhadap saudara seiman di Palestina yang menghadapi penjajahan Israel tak tau diri itu. Karena memang saya juga termasuk dalam unsur dalam aksi tersebur. Dan kemudian juga bertemu dengan beberapa teman yang juga direkrut dalam teaterikal jalanan itu, yang masih hangat dalam ingatan saya di awal tahun 2008. Dari pertemuan dan beberpa penampilan teaterikal tersebut, saya menjadi tertarik untuk terus ikut dalam beberapa penampilan teater di beberapa momen acara. Dari penampilan teaterikal jalanan, penampilan in door dalam rangka memeriahkan acara HUT dan Launching, perlombaan teater, hingga pembuatan iklan kampanye calon walikota. Walaupun pada awalnya teater langit dalam ingatan saya, adalah terdiri dari beberapa anggota yang tidak tetap, dikarenakan anggotanya yang tidak diragukan lagi keaktivisannya di kampus, dengan sejuta agenda dari rapat ke rapat dan agenda yang lainnya. Walaupun Teater Langit yang dihuni dengan aktivis mahasiswa dengan berjuta agenda tersebut, teater langit tetap eksist. Sehingga teater langit tetap berjalan meskipun dengan anggota-anggota yang tidak tetap.
Mungkin suatu keajaiban tersendiri bagi perjalanan teater langit, yang dihuni dengan aktivis, yang saya pikir dan saya saksikan mereka adalah pembesar-pembesar dari organ mahasiswa di masing-masing kampus mereka. Ada yang jadi ketua, sekretaris, kordinator seksi lah, dan rata-rata mereka bergabung lebih dari satu organ mahasiswa dikampus mereka yang strategis. Nah.. ini mungkin yang lupa saya ceritakan adalah, dalam teater langit ini, penghuninya dari berbagai kampus yang ada di Malang. Dengan penghuni yang berkarakter seperti ini bisa di bayangkan betapa sulit sekali mengatur jadwal mereka yang sarat agenda di organ mereka masing-masing. Belum lagi aktivitas akademis mereka, karena mereka juga bukan termasuk mahasiswa IP (indeks prestasi) NASAKOM (nasib satu koma). Namun sebaliknya mereka adalah termasuk mahasiswa yang cukup berprestasi di kampusnya, bahkan diantara mereka ada jawara PIMNAS. Dengan kewajiban sebagai mahasiswa yang dituntut baik dalam hal akademis, mereka menjadi cukup sulit membagi waktu dan cukup sulit dibayangkan betapa pusingnya sembari berkerut-kerut kening sutradara dalam setiap pementasan untuk mengatur jadwal latihan. Hmhmhm…
Rasanya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi saya untuk tetap bergabung di dalam Teater langit yang semakin hari, semakin bertambah permintaan khalayak untuk tampil menghibur dan menginspirasi. Ditambah dengan anggota-anggota saat ini relatif tetap yang saat ini mereka adalah juga ada yang beberapa menjadi puncuk pimpinan organ mahasiswa, beberapa berkedudukan strategis, dan beberapa diantara mereka purnawirawan dari puncuk pimpinan organ yang dipimpinnya. Sengguh akan menjadi kejutan tersendiri bagi orang yang awalnya belum tahu riwayat organisasi para penghuni Teater langit. Bahkan penghuni teater langit yang baru bergabung, ketika tahu riwayat organisasi penghuni lama pun kaget dan surprise. Karena tidak menyangka kekonyolan peran yang diperankan dalam beberpa pementasan dengan status pembesar di organisasinya. Dan organisasi mereka sarat sekali dengan organisasi yang bergerak dalam hal pengembangan diri dan keislaman. Dan ini juga membuat saya pada awalnya cukup surprise ketika beberapa penampilan tetater, ternyata… teman-teman saya ini punya hobi terpendam dengan teater ya… karena mereka semua tidak memiliki riwayat dunia ke-teateran kecuali satu penghuni baru yang bergabung tahun ini, yang memiliki pengalaman dan pemahaman tentang teater dari dasar.
Rasanya Teater langit ini merusak dunia teater, haha, tapi juga mengkonstruk dunia teater selama ini yang kebanyakan sarat dengan bebas nilai alias peran dan permainan apapun boleh dengan dalih seni. Tapi tidak dengan Teater langit, yang selama saya ikuti, terkesan santun dan penuh pertimbangan moral dan inspirasi apa yang akan kami berikan. Mungkin hal ini yang membuat saya bangga sekaligus menyemangati untuk tetap menjadi penghuni Teater Langit selama ini. Karena tidak hanya mampu merusak budaya seni bebas nilai dalam dunia teater konvensional tapi juga menawarkan sebuah bentuk baru, gambaran baru, harapan baru bagi dunia seni yang sarat dengan nilai moral dan menginspirasi, khususnya dalam dunia teater.
Optimis bagi saya kemudian menjadi kebanggaan bagi saya sebagai penghuni Teater langit, ketika Teater Langit sesuai dengan namanya, yaitu benar-benar menjadi teater yang betul-betul mendapatkan inspirasi dari langit dan mejejakkannya kebumi untuk memperbaiki moral dan menginspirasi umat manusia di dunia, khususnya di Indonesia serta meneriakkan.. bangkitlah negriku, bangsaku harapan itu masih ada…
*By Surip, Malang 24 Agustus 2009
