Kerisauan Sebelum Tidur (11 : 42 PM) Rasanya mata ini belu mau dipejamkan, rasa-rasa insomnia jadinya… tapi… rasanya banyak yang ingin saya ...
Kerisauan Sebelum Tidur (11 : 42 PM)
Rasanya mata ini belu mau dipejamkan, rasa-rasa insomnia jadinya… tapi… rasanya banyak yang ingin saya tuliskan dan tulisan ini saya ingin bagikan dan menjadi sebuah consensus, (walah bahasa kok tingi-tinggi langit mau tidur juga.. hehe) ya maksudnya bisa kita sepakati dan juga dapat memberikan pemecahan permasalahan dari kerisauan yang rasanya menghalangi mata saya untuk dipejamkan sebelum menulis tulisan ini, ya mungkin agak kurang teratur… maklum dah malam….
Kerisauan saya bermula dari tadi pagi temen saya yang tinggal nunggu hari H ujian skripsinya dan teman saya yang lagi mikirin skripsinya, dan notabenenya mereka itu satu kontrakan dengan saya. Mereka berdua berdua itu memang SUFI alias SUuuuuka buaaanget nonton Film. Sebenarnya gak muna sih.. saya juga SUFI alias suka film juga. Pagi tadi mereka berdua nonton film Indonesia yang baru dan pernah diputer di bioskop beberapa bulan yang lalu,lewat laptop. Dan saya secara nggak sengaja juga menonton film itu. Lama kelamaan saya melihat film-film Indonesia itu, saya merasa sedang menonton film Indonesia yang bergaya barat. Yang terkesan dengan hedon, free sex, freestyle, dll. Dan ditampilin di film itu secara cukup vulgar untuk diliat. Dan ditambah saya meliat dari beberapa film Indonesia yang diputer teman saya di laptop itu. Rasanya semakin jelas ngawurnya film itu.
Kehidupan yang ditampilkan adalah kehidupan hedon, perilaku sex bebas, gaya berbusana yang terlalu bebas lepas dari norma dan system nilai dari selain Indonesia. Serta ditambai dengan bumbu-bumbu humor yang terkesan murah dan kotor.
Dalam kerisauan saya ini memikirkan bagaimana jadinya bangsa ini dan budaya yang beranekaragam, tapi hampir tak satupun film Indonesia yang menceritakan secara jelas budaya dan kepahlawanan bangsa dan Negara…
Dan saya berpikir lagi dimana sebenarnya peran lembaga sensor film? Dimana eksistensinya sebagai orang dan lembaga.
Dan pertanyaan brikutnya adalah dimana peran kita untuk menyelamatkan tontonan birahi, ini harus kita halangi dan harusnya pemerintah juga mendukug unrk setifikasi sebenarnya.
Kita harus mengurzngi dan menghilang
Ada yang punya solusinya???