#SBS Knowledge Management A Genius School Project By Ridho Hudayana Sambungan dari Be Great Person, Be Great Civilization 1# da...
#SBS Knowledge Management
A Genius School Project
By Ridho Hudayana
Sambungan dari Be Great Person, Be Great Civilization 1# dan 2#
4. Merasa Cukup
Apa yang terjadi jika steve job pendiri merk tenar Apple itu merasa cukup ketika ia telah bisa membuat desktop Apple? Ya, pastinya ia akan segera pensiun pastinya, dan berikutnya adalah tidak akan ditemukan I-Pad dan produk teknologi yang lainnya.
Dan jika anda anak ke-3 dari 3 bersaudara, tentunya anda akan tahu apa yang terjadi jika kedua orang tua anda merasa cukup memiliki 2 anak saja? Ya, yang pastinya anda tidak akan terlahir bukan?
Merasa cukup sekilas tampak bagus dan baik bagi orang dan lembaga kebanyakan, dengan dalih “yah belum rezekinya, yah sudahlah, memang sudah nasib saya dari dulu sampai sekarang begini, ya sudahlah yang penting cukup makan, yah sudahlah sekolah kitakan sudah tenar, gak perlulah buka cabang dimana-mana.. buat apa?” Dan mungkin juga ada yang berpendapat “sudahlah, ngapain jadi kaya, uang juga nggak dibawa mati”
Sekilas jawaban-jawaban yang mungkin dijawab oleh sebagian itu benar, namun tidak memungkinkan mereka akan mengalami krisis yang berkepanjangan dalam hal kemampuan dan penghasilan. Serta akan jauh tertinggal dalam persaingan dunia yang mendekati global ini.
Merasa cukup ini juga masuk dalam diskusi kami, mengapa lembaga yang terlihat sukses di suatu kota tidak membuka cabang lembaganya diseluruh kota di Indonesia? melihat fenomena itu saya berpendapat karena mungkin mereka kurang percaya diri untuk membuka cabangnya diseluruh Indonesia dan akhirnya merasa cukup dengan dikota itu.
Simpelnya, merasa cukup itu dikarenakan orang atau lembaga itu tidak memiliki visi yang besar dan misi yang mulia untuk membangun peradaban dunia yang dimulai dari Indonesia.
Saya mencoba mengaitkan diskusi ini ke SBS yang memiliki visi Indonesia Jenius, dengan terjemahan indonesia yang semua penduduknya senang dan antusias dalam belajar, karena belajar sudah efektif dan menyenangkan.
Beranjak dari visi Indonesia Jenius itulah, kami merasa belum cukup dengan membuka SBS di Pontianak saja, namun dalam waktu tidak kurang satu tahun ini, kami telah memiliki sekitar 9 cabang dan diawal tahun ke 2 ekspansi ini kami telah membuka cabang SBS di 3 kota lagi, sehingga total perolehan sampai awal tahun ke 2 ini kami memiliki 12 cabang SBS di kota-kota di Indonesia.
5. Leadership yang Masih Lemah
Kami kembali menggali faktor-faktor turunan, mengapa lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia belum berhasil membangun peradaban bangsa dengan ukuran global. Universitas terbaik di Indonesia yaitu UI (Universitas Indonesia) masih masuk peringkat 600 besar dunia, atau lebih tepatnya peringkat ke 217 dunia tahun ini.
Artinya, dalam dunia pendidikan yang secara asumsi umum sebagai tonggak peradaban suatu bangsa. Masih belum mampu bersaing dan memimpin peradaban, namun sebaliknya masih tertinggal cukup jauh.
Walaupun begitu saya cukup kagum dengan kebijakan rektor UI, Prof. Gumilar yang memberikan gelar Doktor Honoris Causa Kepada Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud beberapa bulan lalu yang menjadi kotroversi dikalangan intelektual dan politisi di Indonesia.
Dibalik kebijakannya itu, Prof. Gumilar memiliki maksud dan tujuan jangka panjang yang baik, yaitu ingin Indonesia diakui memiliki daya tawar yang baik secara global, dan khususnya UI lebih diperhitungkan daya tawarnya dalam dunia pendidikan di dunia.
Kembali ke diskusi kami, Dari kasus merasa cukup diatas, menurut kami, sangat berhubungan sekali dengan permasalahan leadership yang masih lemah. Karena rata-rata lembaga atau orang yang merasa cukup biasanya karakter kepemimpinannya tidaklah kuat. Dan akan mudah jauh tertinggal dibelakang dari kemajuan dunia yang terus berkembang ini.
Karena kepemimpinan itulah pendidikan kita hari ini masih lemah dalam bersaing dan kurang memiliki daya tawar yang lemah juga.
Untuk itu di SBS kami senantiasa memperbaharui sistem yang kami buat untuk melahirkan kemampuan kepemimpinan disetiap bidang yang ada di SBS. dan kami membuat portofolio pendidikannya untuk itu.
Epilog
faktor-faktor ini mengajarkan kami untuk berbenah diri dan lembaga ditujukan untuk memberikan yang terbaik dalam mewujudkan visi In. Dengan onesia Jenius yang telah kami pancangkan. Diawali dengan hal-hal yang sederhana yaitu, membangun kepemimpinan dan mengasah kemampuan dalam kemandirian financial.
Dari membaca beberapa referensi disetai dengan menghadapi kasus di lapangan yang kemudian dari diskusi-diskusi itu, saya kemudian menguatkan tekad untuk segera membangun Genius School sebagai gerakan social mewujudkn visi Indonesia Jenius di semua cabang SBS berada. Dan tentunya didukung oleh semua guru atau pengajar yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Saya optimis tidak lama lagi Indonesia Jenius akan segera terwujud, dengan terbentuknya Genius School diseluruh Indonesia sebagai salah satu sumbangan kami dalam membangun peradaban bersama dengan semua lembaga yang juga mengusung peradaban Indonesia lebih baik.
Karenanya karakter yang mendasar dari Genius School adalah Leadership yang didalamnya terdapat visioner, terorganisir, religius, baik dalam manajerial. Dan progressif dalam kemandirian financial yang akan mendukung kesejahteraan bangsa dan umat Islam dan umat manusia secara umum.
THE END
Lihat artikel sebelumnya....
Be Great Person, Be Great Civilization 1#
