#Manajer’s Note 2nd By. Ridho Hudayana “Karena waktu terbatas dan hidup menjadi sia-sia jika tidak mendpatkan yang terb...
#Manajer’s Note 2nd
By. Ridho Hudayana
“Karena waktu terbatas dan hidup menjadi sia-sia jika tidak mendpatkan yang terbaik dan melakukan terbaik yang akhirnya be te best in our life!” by Ridho Hudayana
Base On Perkuliahan Sang Bintang Institute
Mengapa ada orang yang tetap miskin? Ya mungkin sudah takdir, sebagian orang menjawab seperti itu. Tapi ada juga orang yang kaya namun tetap saja miskin dengan kekikirannya, jadi hidupnya selalu susah. Namun pada akhirnya harta yang di kikirkannya itu pun meninggalkannya, bisa jadi dirampok, dicuri, atau ditipu rekan kerja ata anak buahnya, dan lain sebagainya. Namun ada juga orang kaya yang miskin karena kekayaannya di boroskan.
Hari ini adalah quality day, sesuai jadwal saya mengisi sedikit wejangan untuk tim manajemen Sang Bintang School di program Sang Bintang Institute (SBI). Layaknya seorang dosen di pagi tadi saya memberikan kuliah terbatas tentang bagaimana cara mudah kita bisa kaya! Ahh.. materi basi itu.. sudah banyak yang ngomong tentang itu.. dll...mungkin diantara pembaca ada yang berkomentar dalam hati seperti itu. Ya nggak papa juga se..
Di pertemuan kali ini saya memberikan materi yang sangat dasar sebagai awal untuk belajar menjadi kaya. Diawal saya menarik dan meyakinkan kepada mahasiswa saya (upz.. obsesi dosen; hehe). Terutama untuk mengubah sikap mental untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik. Ya pastinya dimulai dari pemilihan barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari.
Mahal itu Penting!
Saya kemudian menceritakan seseorang ustadz yang berceramah didepan pengajiannya, dengan menunjukkan jam tangan/arloji yan ada ditangannya, dan beliau bertanya kepada orang yang datang dalam ceramahnya, apakah anda tahu berapa harga jam saya ini? Dari beberapa hadirin menebak 1 juta, ada yang menebak sampai 5 juta, dan akhirnya ustad tersebut menyebutkan berapa harga jam yang beliau beli tersebut. Beliau menyebutkan harga jamnya nyaris 1 milyar rupiah, dan hadirin pada waktu itu takjub dengan harga jam ustad tersebut.
Apakah yang menjadi alasan sang ustad membeli jam semahal itu? Ustad kemudian mengatakan bahwasanya ketika ia telah membeli jam itu, kemudian beliau menghargai waktu yang ia miliki setiap detik dan menitnya akan melebihi harga jam tangan terebut! Artinya semkin lebih produktif lagi dalam kinerjanya. Pastinya harga orang yang memakai jam itu lebih tinggi dariada jam yang dibeli.
Karena ada juga orang yang membeli barang yang mahal dan fasilitas yang mahal, tapi orang itu tidak meningkat kinerjanya dan tidak terlihat produktifitas yang ia kerjakan. Inilah namanya orang bermewah-mewahan. Yang barang dan fasilitas itu lebih mahal dari pada yang menggunakan. Ada suatu perumpamaan yang cukup kasar (maaf loch ya..) seperti seseorang yang berlumur lumpur comberan industri yang baunya menyengat dari jarak 500 meter trus orangitu memakai perhiasan emas 100 gram, jam tangan seharga 1 milyar, dan mobil seharga mlyaranpun pastinya tidak akan pantas bukan?
Murah = Murahan+Tambah Mahal?
Namun banyak juga orang yang hari ini mencintai yang murah, akhirnya jadi murahan atau malah jadi lebih boros dari barang tau fasilitas yang mereka anggap mahal tadi, contohnya disekitar kita, ada orang yang berprinsif akan membeli dan menggunaan barang ang murah-murah saja, dengan tujuan tidak mau berkorban.
Sehingga beli barang yang berdiskon dari 50%-70% bahkan sampai barang yang freemium alias gratis. Dan kebayang kualitas barang ataupun fasilitas yang ia pakai tersebut? Mungin akan mudah rusak, dan akhirnya beli dan beli lagi. Jelas kalau kita totalkan akan menyamai dengan harga barang yang awalnya ia nilai mahal tersebut. Karena ering rusak barang yang dipakainya, ia akan terkesan murahan seperti barang yang ia pakai.
Sementara itu, ketika kita memakai barang yang serba murah tadi, secara psikologis untuk rasa kepemilikan yang berdampak pada sifat menjaga pun akan berkurang diikuti dengan kata hati, “ya nggak papalah kalau rusak atau hilangpun, ntar juga bisa beli lagi”. Dan karena murah itu, rasa bangga pun akan hilang, karena barang itu murah. Jika begitu Bisa diasumsikan dampaknya pada kinerja dan produktifitasnya akan semaunya dan seadanya, karena ya maklum murah gitu..
Sepatu Saya Seharga 1,5 juta! arloji seharga 500 ribu!
Dalam kelas SBI (Sang Bintang Institute) ini saya mencertitakan pengalaman saya yang membeli sepatu dengan sseharga 1,5 juta (bukan maksud sombong ataupun ujub, sekedar membumikan materi saja) Ya tidak terlalu mahal sih harga sepatu saya itu, namun untuk ukuran saya pada waktu kuliah semester 7 waktu itu adalah sangat mahal, karena sebelumnya harga sepatu saya ya mentok-mentok diharga 200 ribuan gitu. Mengapa saya berani membelinya?
Ya! Karena setelah saya membelinya saya baru tahu artinya betapa nikmatnya memakai barang yag mahal sehingga membuat gairah hidup dan kuliah saya terbaharui 2-3 kali lipat, ketika saya memakai epatu itu, saya semakin pede berkali-kali lipat dan berjalan lebih cepat 2 kali lipat dan semakin tidak pernah menyerah dalam mengerjakan skripsi yag jatuh bangun pada waktu itu.
Demikian juga dengan jam tangan atau arloji yang saya beli seharga 500 ribu ini pun (walaupun bukan harga yang terlalu mahal se, tapi ya paling tidak itu lebih mahal dari harga yang KW atau bajakannya lah..) membuat saya semakin merasa harus cepat dan segera berbuat dan berbuat yang lebih produktif dan banyak waktu untuk berfikir dan berfikir. Mengapa harus demikian?
Karenya saya akan selalu ingin menunjukkan bahwa saya jauh lebih mahal dari sepatu da jam yang saya miliki. Dan saya harus mampu untuk menciptakan keberlimpahan bukan menambal kekurangan yang tidak akan pernah habis. Berfikir dan bertindak bernilai emas! Karena waktu terbatas dan hidup menjadi sia-sia jika tidak mendpatkan yang terbaik dan melakukan terbaik yang akhirnya be the best in my life!
6 Minggu Bisa Bahasa Inggris HARUS MAHAL!
Mungkin banyak yang bilang belajar bahasa inggris 6 Minggu Bisa Bahasa inggris di SBS yang saast ini 1,8 juta itu mahal! Kalau seperti itu se, sarannya dari Mr. Yunsirno sang owner, maka harus dinaikkan lagi harganya. Namun pertanyaannya adalah apakah 6 tahun anda belajar bahasa inggris di SMP-SMA yang mungkin kelihatannya murah itu, anda berhasil? Ya! Banyak yang curhat ke saya dan beberapa teman instruktur 6 Minggu Bisa kalau mereka banyak yang masih belum bisa belajar bahasa inggris.
Kalau masalah harga yang 1,8 juta itu sebenarnya juga tidak bisa dikatakan mahal jika kita bandingkan dengan belajar 6 tahun sebagian orang yang tidak juga kunjun bisa, mereka jadi boros waktu yang mahal itu. Coba lagi anda bandingkan dengan kursus –kursus bahasa inggris yang tidak juga menjamin anda bisa berbahasa inggris alias tidak bergaransi itu. Jika 1 bulan anda harus membayar 200 ribu, jika satu level itu adalah 3 bulan, maka anda harus bayar 600 ribu! Jika di kursus itu ada tujuh level, maka jika setiap level anda lancar, maka uang yan anda keluarkan adalah 600 ribu kali 7 level berapa? Ya 4,2 juta rupiah! Mahal sekali kan? Apa lagi tanpa garansi. Hanya di 6 Minggu Bisa anda dapatkan garansi mahal itu! (sekalian iklan, hehe..)
Kenapa 6 minggu bisa harus mahal? Ya! Karena itu memacu anda diawal untuk bisa! Karena pengorbanan anda disini dri segi harga tidak murah loh.. dan anda akan semakin bertanggung jawab untuk bisa! Bayangkan kalau 6 Minggu Bisa murah, asumsi saya orang yang ikut didalamnya insyaAllah akan mengulang semua!
makanya dalam waktu dekat ini 6 Minggu Bisa akan lebh mahal lagi! Supaya semakin terpacu dan termotivasi lagi untuk bisa! Terutama untuk anda para instruktur 6 Minggu Bisa, supaya terpacu untuk meng-upgrade bahasa dan metode plus pelayanan ke siswa 6 Minggu Bisa!
Cintailah yang Mahal! = goodbye murah...
Dalam perkuliahan ini saya tekankan untuk instruktur dan tim Manajemen di SBS Pontianak untuk memilih yang mahal dengan kualitas yang terbaik, because you are not cheap, your life is the most expensive for the cheapest things and think! Karena hidup ini sia-sia jika anda tidak melakukan yang terbaik dan mendpatkan hal yang terbaik yang akhirnya anda akan menjadi orang yang terbaik!
Dan di penutup ini saya hanya ingin mengatakan cintailah yang mahal dan katakan selamat tinggal yang murah. Karena harga dan kualitas yang mahal ini harusnyalah menjadi suatu motivasi yang besar bagi kita untuk selalu berfikir, berbuat dan segera bertindak untuk lebih dan lebih produktif. Demi meyakinkan bagi kita untuk berbuat dan menciptakan keberlimpahan financial dan karya-karya yang terbaik, hanya yang terbaik!