1# Pekan Kota (Pontianak) Jenius By Ridho Hudayana Di SBS (Sang Bintang School) Pontianak saya diberikan misi untuk menjadikan Ponti...
1# Pekan Kota (Pontianak) Jenius
By Ridho Hudayana
Di SBS (Sang Bintang School) Pontianak saya diberikan misi untuk menjadikan Pontianak kota jenius, sebagai salah satu proyek super visi Indonesia Jenius 2018. Melalui konsep Pekan Kota Jenius yang sebenarnya sangat kompleks untuk diuraikan dan dilakukan dalam konseptual dan standar pelaksanaan secara idealnya. Belum lagi kalau bicara bagaimana dengan kesiapan SDM nya?
Walau begitu bukan berarti untuk menunda melaksanakan misi Pontianak kota jenius. Namun saya menginisiasinya dengan hal-hal yang mudah, dengan beberapa program yaitu dengan seminar Pontianak Kota Jenius yang rencananya mau saya audiensi kan dengan Praktisi seperti Guru dan dosen. Legislatif dibidang pendidka seperti Anggota dewan yang ditempatkan di komisi yang konsen membahas dunia pendidikan. Dan dengan eksekutif dibidang pendidikan seperti kepala diknas dan jajarannya.
Mengundang mereka untuk berbicara tentang konsep Pontianak Kota Jenius dan tingkat aplikatif di kota jenius. Yang kemudian konsep ini akan dibawa ke semua kota dimana terdapat cabang SBS disana. Setelah kita seminarkan disemua kota maka kemudian semua tokoh nasionalpun akan membincangkan dan memberikan jalan keluar penerapannya.
Memang bukan hal yang ringan untuk meminta mereka hadir dan berbincang tentang Pontianak sebagai kota jenius. Maka langkah untuk mempermudah dan mempercepatnya adalah dengan “silaturrahim”! ya, dengan mengunjungi secara personal kesemua tokoh pendidikan dan yang terkait dengan itu yang ada di Pontianak. dengan target silaturrahim atau kunjungan ini sampai tahun depan adalah 100 Orang.
Memang tidak mudah untuk menjeniuskan Indonesia, namun semuanya menjadi mudah karena kita memiliki harapan dan semangat yang memecut otak untuk segera berfikir, memacu gerak untuk lebih produktif, dan melibatkan semua orang untuk lebih dan lebih berkontribusi yang terbaik dalam gerakan Indonesia Jenius ini.
Bu Mul dan Kepala Diknas
Bu Mul itu ya istri kepala DIKNAS (Pendidikan Nasiona) yang bernama Pak Mulyadi. Sekilas nggak penting ya, hehe.. tapi penting untuk mengetahui siapa Bu Mul yang saya maksud dalam tulisan ini.
Berawal dari niat utuk silaturrahim ke Rumah Kepala Diknas, pak Mulyadi yang arab dianggil Pak Mul. Sebelumnya saya meminta Dahlan salah seorang Grand Instruktur SBS Pontianak untuk menghubungi beliau untuk memuat janjian ketemu dirumahnya untuk membincangkan pekan Pontianak kota Jenius dan sekalian Dahlan memberikan test awal untuk mengikuti 6 Minggu Bisa ke pak Mul dan keluarganya yang akan ikut 6 Minggu Bisa Khusus Keluarga Besar Pak Mulyadi.
Silaturrahim ini adalah kali keduanya saya dan dahlan kerumahnya. Setelah membuat janji dan Positif bisa besok malamnya saya dan dahlan kerumah pak Mul, namun pak Mul tidak ada dirumah karena pak Mul harus rapat mendadak dengan pak Sutarmiji alias Pak walikota Pontianak.
Jadinya yang kami temui adalah bu Mul yang kami baru kali pertamanya berbincang dengan beliau. Niatnya hanya sedikit menjelaskan dan memberikan pre-test 6 Minggu Bisa aja. Cuma setelah ibu kita memulai pembicaraan bu Mul pun melanjutkan dengan cerita-cerita seputar dunia pendidikan dan saya pun tidak menyianyiakannya, karena beliau adalah pengawas sekolah. Jadi beliau lebih mendalam bercerita tentang sekolah yang diawasinya itu. Dan tidak jarang juga ibu bercerita tentang kehidupan sehari-harinya bersama keluarga tercintanya.
Saya pikir bu Mul adalah sosok wanita karir yang memiliki disiplin yang ketat pada semua orang dan termasuk pada dirinya. Cerita yang menonjol dari ceritanya adalah tentang bagaimana dia mengadopsi 11 orang anak laki-laki lulusan SMP dari kampong untuk disekolahkan, dan saya menangkap inilah konsep Genius School ala Bu Mul.
MemBESARkan 11 Orang Pejantan Tangguh
Tidak mudah membesarkan 11 orang lelaki yang baru lulus SMP yang masih labil dan rentan dengan lingkungan baru yang mungkin saja membawanya kearah yang negatif. Belum lagi harus memikirkan bagaimana caranya untuk memberikan mereka biaya sekolah dan uang jajan/saku mereka, sementara bu Mul dan pak Mul adalah PNS.
Konon katanya, untuk membesarkan anak laki-laki cenderung lebih sulit dari membesarkan anak perempuan. Karena mungkin anak laki-laki tidaklah se-penurut dari anak perempuan. Walaupun dalam kenyataannya tidak selalu begitu.
Namun itulah yang juga mungkin dirasakan bu Mul dan pak Mul yang membesarkan Mereka dengan kasih sayang orang tua ke anak dan guru ke murid. Dengan sabar keduanya mendidik dan menyayangi mereka sampai merek lulus dari sekolah dan akhirnya mereka mampu mandiri secara financial.
MeMANDIRIkan 11 Orang Pejantan Tangguh
Dengan membesarkan 11 orang anak laki-laki dari kampung ini, menjadi pemikiran yang mendalam bagi bu Mul. Kalau hanya memberikan mereka makan sehari-hari, sudah tidak ada masalah dan bu Mul juga selalu tidak membedakan apa yang ia makan dengan anak-anak yang beliau adopsi.
Namun masalahnya, bagaimana membayar SPP sekolah 11 orang anak yang diadopsinya? Belum lagi kalau kesekolah mereka menggunakan angkutan umum dan untuk jajan mereka dari mana? Karena pada waktu itu bu Mul dan pak Mul bukanlah orang yang kaya materi untuk member mereka uang SPP dan jajan keseharian mereka. Menyerahkah pak Mul dan bu Mul?
Ya! Bu Mul dan pak Mul bukanlah orang yang mudah menyerah, termasuk untuk tetap mengadopsi 10 orang anak laki-laki itu. Dengan segala cara mereka berdua lakukan untuk membesarkan dan membuat mereka mandiri dan bisa menjadi “orang” setelah “digembleng” oleh mereka berdua.
Untuk solusi pembiayaan studi mereka ber-10 anak itu, pak dan bu mul mencarikan beasiswa untuk mereka, baik dengan kriteria anak tidak mampu maupun beasiswa prestasi. Sehingga mereka bisa bersekolah bebas biaya, minimal mereka bebas untuk tidak membayar uang SPP.
Dan untuk solusi pemenuhan uang jajan mereka sehari-hari baik untuk jajan disekolah dan transport. Bu Mul mengajarkan mereka untuk berwirausaha. Dengan meminjamkan modal dan mengajarkannya bagaimana menjual barang dagangannya.
bu Mul hanya berharap mereka memiliki keuntungan dan menjadi uang saku mereka. Dan menargetkan mereka bisa mengembalikan modal dan terus membimbing mereka untuk memiliki penghasilan yang lebih. Suaya mereka isa lebih mandiri dalam kehidupannya.
Sampai saat ini 11 pejantan tangguh itu telah berhasil hidup mandiri dengan berbagai profesi yang mereka tekuni. Dan menurut bu Mul, mereka juga masih sering menyempatkan diri untuk bersilaturrahim ke rumah bu Mul. Terlebih pada waktu Idul Fitri, waktunya mereka bersilaturrahim ke rumah “ibu angkatnya” itu.
Genius School coming soon
Sekilas cerita bu Mul adalah biasa-biasa saja, namun bagi saya memiliki makna yang cukup dalam untuk menambah satu konsep untuk menjeniuskan Indonesia, dengan memperbanyak jaringan sekolah yang akan di jeniuskan.
Saya meresapi apa yang bu Mul dan pak Mul yang adalah sangat mendekati konsep genius school yang akan segera kami di Sang Bintang School menginisiasinya di Pontianak, sebagai tahapan awal menjadi Pontianak sebagai Kota Jenius!
Dimana Genius School memiliki konsep dalam pengembangan siswa adalah dengan perbanyak sekolo-sekolah yang menerapkan belajar genius. Di 14 cabang Sang Bintang School se- Indonesia. Selain itu setelah mereka belajar secara formal. Maka mereka akan diajarkan berdagang dan tentunya diajarkan kepemimpinan
http://ridhopsi.blogspot.com