By Ridho Hudayana Cerita apakah pagi ini, akankah burung kembali pergi meningglkan sarangnya dengan bernyanyi dengan lagu optimisme akan m...
By Ridho Hudayana
Cerita apakah pagi ini, akankah burung kembali pergi meningglkan sarangnya dengan bernyanyi dengan lagu optimisme akan mampu membawakan sehidang makanan kepada keluarganya dan membawa barang yang akan memperindah sarangnya? ataukah ia akan pergi dari sarangnya dengan hati yang lara dan pesimisme untuk membawa pulang makanan dan benda yang dapat memperindah sarangnya, karena ia memang hanya sendiri disarangnya, tak ada anak ataupun pasangannya?
Seperti dunia belangkas yang memiliki cinta yang sangat kepada pasangannya. Ketika ia terpisah dari pasangannya, maka ia akan mengeluarkan racun dan membunuh dirinya. Dan itu pula yang akan dilakukan oleh pasangan blangkas yang satunya, ia akan membunh dirinya ketikaa mengetahui pasangannya ditangkap dan dibunuh oleh manusia, ia akan membunuh diri dengan racun yang ada dalam dirinya. Dan manusia pun tidak dapat menikmati dirinya, karena racun telah mengalir kesemua tubuhnya.
Tidak jauhlah berbeda denan kisah sepasang anak manusia yang saling mencintai, yang dihalang-halangi dengan strata sosial yang berbeda jauh, itu terlihat dari nama mereka masing-masing, sehingga memunculkan kata-kata yang fenomenal sampai hari ini, “apalah artinya sebuah nama jika menghalangi cinta manusia”. Kemudian keduanya terpaksa unrtuk dipisahkan dan akhirnya satu dan lainnya mengakhiri hidupnya dengan meneguk racun. Cerita ini yang digambarkan oleh William Shakespare, dalam karya besarnya Romeo and Juliet.
Ada pemuda yang begitu gila karena cintanya kepada kerlipan mata dan rambut seorang wanita yang hitam pekat seperti pekatnya malam, yang bernama laila. Pemuda ini selain tampan ia sangat cerdas, yang bernama qois. Hingga keduanya saling mencinta dan suatu masa mereka dipisahkan oleh orang tua laila yang memingitnya hingga cinta berbicara melalui angin, air, dan hewan. Seperti yang dilakukan oleh Qois yang mencari-cari laila yang sedang dipingit oleh orang tuanya. Hingga semua yang berasal dari arah rumah laila, semuanya ia ajak berbicara sembari menyampaikan salam cintanya kepada laila, dan dinding rumah laila pun diciumi oleh qois, sembari berkata “sebenarnya aku tidak mencintai dinding rumah ini, tapi aku mencintai orang yan ada di balik dinding ini”. Tidak jauh berbeda dengan kondisi laila yang menjalani hari-harinya seperti mayat hidup dengan menyebut-nyebut nama majnun (panggilan untuk Qois) kekasihnya, sampai ajal menjemputnya. Ketika mengetahui berita meninggalnya laila, maka qois pun segera mencari makam laila dan seketika ia menjatuhkan kepala dan badannya diatas makam laila, hingga ia meninggal diatas makam laila. Cerita ini ditulis oleh Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami qs dalam karyanya Laila dan Majnun.
Betapa cinta nafsunya telah menjadi Raja bagi dirinya, pemuda yang sholeh dan cerdas ini pun bertekuk lutut dan mendadak bodoh dan dicundangi oleh cinta nafsunya kepada banyak wanita, tak ada lagi prestasi yang ia miliki, dan tidak ada lagi fasilitas nama baik yang ia sandang. Ia begitu bodoh, secara berulang kali mengulangi cinta nafsunya, karena itulah permasalahan kejiwaannya yang menggila dan semakin menggila saja. Karena ia gagal dalam menjalin cinta suci, sehingga diusia perkembangannya yang sudah waktunya mengenapkan jiwanya. Ia melakukan cinta nafsu yang menghinkannya dan semua orang menghinakannya. Sebenarnya dalam jiwanya sedang bertarung dahsyat. Karena sebenarnya ia masih memiliki sisi kebaikan. Yang hari ini cinta nafsunya memasung tubuhnya, dikarenakan semua wanita yang menjadi mangsa cinta nafsunya , menuntutnya untuk dinikahi! Tak semudah menceritakan suatu kisah dan memperbaiki orang lain. Ia tak mampu bersilat lidah dengan kedunguannya. Inilah kisah cinta gila(nafsu), yang dikisahkan oleh ohdi anay.
