By. Ridho Hudayana "Orang pintar dan terdidik selalu terlihat dari kehidupannya yang berbudaya serba pintar dan terdidik" Entah ...
By. Ridho Hudayana
"Orang pintar dan terdidik selalu terlihat dari kehidupannya yang berbudaya serba pintar dan terdidik"
Entah kenapa dalam kehidupan saya semenjak dahulu dalam mempercayai orang adalah dari kehidupannya sehari-hari. Karena saya adalah orang yang tidak mudah untuk mengagumi orang lain hanya karena perkataannya, apalagi cuma karena ia memiliki gelar pendidikannya ataupun dimana ia bersekolah. Karena bagi saya, orang itu belum saya sebut hebat kalau mereka belum punya budaya atau kebiasaan hebat dalam hidupnya dan memiliki kontribusi yang hebat pula dalam keluarganya. Karenanya saya sering tersentuh dengan tokoh-tokoh yang mungkin luput dari wilayah publik, namun saya mengetahui budaya kehidupannya, pasti saya akan baca dan mendengarkan ceramahnya dan melakukannya secara proporsional. Dan sebaliknya, tokoh yang eksis di wilayah publik sebagai pahlawan, bagi saya tokoh itu mungkin tak menjadi prioritas bagi ku untuk mendengar dan membaca ceramahnya.
Termasuk ketika saya kuliah di sebuah perguruan tinggi, saya berkenalan banyak dosen di kampus yang mengajar saya di kampus. Seperti biasa, saya orang yang sangat selektif untuk mencari figur dosen yang membuat saya semangat dalam belajar di kampus ini. Walaupun klaim dosen adalah orang pintar yang jenjang pendidikan dan pofesi yang dapat dipertanggung jawabkan, namun tetap saya seleksi dari mereka, Karena sekali lagi bagi saya orang yang pintar dan terdidik bagi saya adalah orang yang dalam kehidupannya memiliki budaya hidup yang serba pintar dan terdidik pula. Sebagai indikator yang sangat terlihat adalah, mereka tidak merokok. Sangat tidak masuk dalam logika saya dan logika manusia secara umum, ketika ada dosen atau orang yang dikatakan berpendidikan tapi masih merokok. Karena sudah sangatlah jelas tentang kandungan rokok, akibatnya yang berujung pada kematian.
Oleh karenanya yang pertamakali saya seleksi dari dosen adalah, apakah mereka merokok ataupun tidak. Karena ini adalah masalah masa depan saya. karena apa yan saya pelajari dan denan siapa saya pelajari ilmu itu, akan mempengaruhi apa yang saya dapatkan dimasa depan, dan siapa saya dimasa yang akand atang.
Selanjutnya yang perlu saya ketahui dari dosen itu adalah, bagaimana budaya pendidikannya di rumahtangganya. Sejatinya ketika dosen itu pandai mengajar atau mendidik adalah terlihat dari ia mendidik keluarganya. Lihat akhlak istri, dan anaknya baik dalam menuntut ilmu, maupun dalam kesehariannya. Karena banyak saya melihat dosen saya yang sepertinya pinter mengajar, tapi ketika melihat istri dan anaknya masih tak terlihat budaya itu. Cara mudahnya adalah prestasi, pergaulan, dan kebiasaan anaknya. Ketika anaknya masih senang clubbing, merokok, dan pacaran. Maka dipastikan dosen ini masih kurang baik dalam pendidikan terhadap keluarganya. Walupun juga kita harus melihat contoh maupun peraturan yang diberikan dalam keluarganya.
Karenanya ketika di kuliah saya sangat senang untuk lebih banyak menuntut ilmu diluar sekolah dengan orang-orang yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam bidangnya tidak diragukan lagi. Walaupun biaya untuk mendapatkan ilmu dari mereka sangat mahal. Karena itulah cara mudah untuk lebih cepat berhasil dan menghasilkan yang lebih baik.
Ketimbang anda belajar dengan orang yang masih diragukan interitas dan kapabelitasnya. Saya yakin anda tidak aakn mendapatkan apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa selain kebingugan demi kebingungan mau kemana setelah menempuh kuliah. Karena hari ini kuliah tidaklah cukup bagi kita untuk menjadi sukses melainkan anda belajar dengan orang-orang besar yang memiliki integritas dalam budaya mereka yang terdidik.
