By. Ridho Hudayana, S.Psi Sepulang perperangan yang melelahkan dan menyisakan keletihan sembari beristirahat sejenak disuatu te...
By. Ridho
Hudayana, S.Psi
Sepulang
perperangan yang melelahkan dan menyisakan keletihan sembari beristirahat
sejenak disuatu tempat sebelum sampai kampung halaman, pasukan bersama panglima
perangnya berhenti sejenak untuk menikmati sisa bekal dan menyegarkan kembali
tubuh mereka yang diliputi kelelahan itu sebelum malam menyelimuti mereka
semua.
Didalam
kondisi fisik yang lelah itu, terjadi insiden yang tidak disengaja untuk
bersenggolan dan kemudian diikuti dengan kata-kata sindiran dan ditambah lagi
ada musuh dalam selimut yang memperuncing ketersinggungan antara dua pihak ini,
mengingat pasukan ini terdiri dari dua kelompok yang berbeda dan disatukan oleh
satu misi. Dengan adanya musuh dalam selimut yang memperuncing masalah
“senggolan” dan “sindiran” kecil ini, menjadi besar karena musuh dalam selimut
menambah-nambah permasalahan kecil menjadi besar, dan nyaris saja kedua
kelompok ini saling berbunuh ditempat itu.
Tapi
syukurnya tidak sampai berbunuh, keributan kecil yang segera akan menjadi besar
itupun didengar dan direspon oleh sang pemimpin yang sangat piawai dalam
menangani konflik dalam pasukan perangnya. Walaupun sang panglima sudah
disarankan oleh sahabatnya untuk membunuh sang pembuat runcing masalah kecil
itu, tapi Dengan sigap sang panglima sebagai pemimpin pasukan langsung
memerintahkan untuk elimnir sang musuh dalam selimut dari pasukan tanpa
memunuhnya, hanya agar pasukan kembali bisa dikendalikan dan sang panglima
langsung memerintahkan semua pasukannya melanjutkan perjalanan yang tidak jauh
lagi sampai ke kampung halaman dan markas besar mereka, dimana mereka dilatih
dan dipersaudarakan disana untuk menjadi pasukan yang tangguh.
Perjalananpun
dilanjutkan dan sesampai ditempat tujuannya, maka kelelahan itupun langsung
menuntut untuk melupakan sementara semua permasalahan yang terjadi sebelumnya
itu, sehingga semua pasukan pun kembali ke masing-masing rumah mereka untuk
langsung beristirahat. Dan ke esokan harinya semua pasukan kembali dikumpulkan
dan barulah permasalahan yang sebenarnya kecil namun sempat mengancam keutuhan
pasukan itupun diurai dengan sangat mudah dan simpel, yakni sang panglima hanya
mengingatkan tujuan mulia mereka, dan mengingatkan mereka bagaimana kali
pertama mereka disatukan, tanpa banyak kata-kata, namun tempat kota itulah yang
seolah berbicara tentang pentingnya mereka bersatu dan memiliki kekuatan yang
nyaris tak terkalahkan. dan sampai disini permasalahan yang meruncing itupun
terpentalkan
Kisah ini
tentu tanpa saya lanjutkan membahasnya, pasti anda telah memiliki pandangan
bagaimana memanajemen konflik dengan cara yang sangat simpel tanpa pertumpahan
darah atau paling tidak berkepanjangan. Namun paling tidak dari kisah diatas
kita bisa mengambil beberapa pelajaran mengelola konflik dari sisi psikis atau
kejiawaannya, karena yang berkonflik itu adalah manusia sebagai faktor penting
dalam organisasi dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi Fisik Yang Lelah Mudah Memicu
Konflik
Dalam kisah
ini, kondisi pasukan adalah dalam kondisi yang lelah sehabis perang fisik, maka
secara hirierki kebutuhan dalam teorinya Maslow, maka kondisi lelah secara
fisik ini adalah kebutuhan manusia yang utama harus dipenuhi terlebih dahulu,
sebelum kebutuhan rsa aman, kasih sayang, penghargaan dan aktulisasi diri
manusia.
Sehingga
sangat strategis bagi sang panglima untuk memutuskan melanjutkan perjalanan
kenapa? Mnurut saya memang supaya kondisi fisik mereka benar-benar lelah,
sehingga mereka tidak sempat lagi berfikir kebutuhan lainnya selain kebutuhan
fisik mereka yang harus dipenuhi dengan beristirahat secara maksimal dan harus
ditempat yang membuat mereka merasa nyaman yaitu dirumah mereka masing-masing.
Akan
kebayang kalau pemimpin itu tidak mengambil keputusan untuk beristirahat
ditempat itu, maka konflik un akan berlanjut dan kondisi fisik pun tidak
terpenuhi, maka ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Dalam perusahaan
tentu sudah diatur jam istirahat kerja serta beban kerja mereka masing-masing,
karena kalau dilanggaar maka kelelahan dan dipancing dengan konflik maka tidan
mucul kemungkinan prilaku anarkis akan muncul.
Maka apa pun
organisasi atau perusahaan yang anda pimpin jangan sampai terlalu menguras
kondisi fisik anggota atau karyawan anda, karena dikhawatirkan ketika terjadi
ketersinggungan sedikit bisa berakibat fatal bagi organisasi atau perusahaan
yang anda pimpin, maka saran saya lakukan riset tingkat kelelahan anggota atau
karyawan anda dan kemungkinan konflik.
Jika Terjadi Konflik Jangan Reaktif
Namun Efektif
Sang
panglima diatas tidak langsung reaktif mengikuti saran dari orang dekatnya
untuk membunuh sang peruncing alias musuh dalam selimut yang hampir mengadu
domba dua pasukan yang kuat itu, namun tetap san peruncing masalah itu harus
dipisahkan dari barisan pasukan, sampai di rumah mereka masing-masing yang
sekaligus markas mereka.
Disini
sangat terlihat bijaknya sang panglima dan itu harus pemimpin di organisasi
maupun diperusahaan untuk mengikuti strategi yang efektif dan tidak reaktif,
karena kalau masalah itu langsung diselesaikan dengan reaktif, maka sungguh
perkataan sang panglima tidak akan terlalu efektif untuk menyelesaikan konflik,
apalagi dengan reaktif membunuh musuh dalam selimut itu, maka akan membuat
kondisi semakin mencekam.
Maka
keputusan yang sangat tepat adalah melanjutkan perjalanan sampai tempat yang
dituju dulu dan betul sampai tubuh mereka maksimal merasakan lelah dan dipenuhi
dulu kebutuhannya, barulah esoknya setelah kondisi tubuh segar, maka pikiran
agak lebih jernih. Maka selanjutnya dalam manajemen konflik ini adalah.
Ciptakan Suasana yang Romantis
Maksudnya,
sang pemimpin tau bagaimana kata-kata yang simpel menjadi powerful adalah
tergantung dari tempat juga dimana dia mengatakannya, maka memang tepat sang
panglima menyelasikan masalah itu ditempat dimana dua kelompok ini pernah
disatukan kali pertama dan tempat dimana
mereka selalu saling tolong menolong dan dilatih menjadi satu tim, dan tentunya
mereka saling bekorban dengan satu dengan yang lainnya.
Maka jika
terjadi konflik yang membuat orang lupa hubungannya antara satu dan lainnya,
cara paling mudh yang dicontohkan sang panglima adalah selesaikan konflik itu
ditempat dimana mereka punya kenangan yang indah dan susasna romantis itupun
membuat permasalahan besar jadi kecil, apalagi permasalahan kecil, maka sudah
tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Dan menurut
saya dari kisah ini 3 poin jenius inilah yang sangat berharga untuk kita
cermati dalam setiap konflik yang kita hadapi yang cakupannya personal,
organisasi, perusahaan, maupun yang lebih besar dari itu. Tentu konflik pasti
akan berakhir dengan indah dan lebih produktif.
sebuah kisah
yang dikisahkan diatas, saya intisarikan dari peristiwa pasca pasukan kaum
muhajirin dan anshor pulang dari perperangan melawan bani musthaliq dan
peprperangan itu langsung dipimpin oleh panglima terbesar dalam sejarah
peradaban umat manusia, yaitu Nabi Muhammad saw. Wallahu’alam bishowwab.