#Thinking School Series By. Ridho Hudayana Jujurlah dalam setap citamu, karena hanya kjujuranlah cita-cita itu mampu dicapai! Dan ber...
By. Ridho Hudayana
Jujurlah dalam setap citamu, karena hanya kjujuranlah cita-cita itu mampu dicapai! Dan berbohonglah, maka kamu kan menyesal! (Ridho Hudayana)
Karakter Dasar Manusia Penakluk!
Mengapa ada orang yang hidup ini seolah-olah sepanjang hidupnya adalah kerja keras namun tidak menjadi apa-apa dan sedikit mendapatkan materi yang diharapkan? Mengapa ada orang yang banyak harta warisan da ia tidak menjadi apa-apa dan bahkan bagkrut, yang disebabkan ia tidak mengelolah harta warisan yang banyak itu dengn baik. Namun mengapa demikian?
Ya! Hal itu dikarenakan mereka berkerja dan mengatur keuangan tanpa tujuan dan mengatur hidup tanpa cita-cita yang sebenanya ingin dicapai. Benarlah mereka akan gagal dengan Apa dan yang tidak mereka miliki.
Dua paragraf diatas, mengingatkan saya pada kuis harian yang beberapa bulan yang lalu saya tanyakan kepada Sekretaris saya, Fyan. Yang kira-kira pertanyaannya, kemampuan dasar apa yang harus dimiliki oleh semua manusia yang mau sukses? Fyan terus mencoba menebak, dan saya terus memberikan clue-clue, supa tergambar jawaban dan berbekas di dalam hati dan pikirannya.
Selang setengah jam, kuis itu tak juga menuai jawaban yang tepat, namun didetik terakhir, fyan akhirnya mampu menjawabnya dengan “jujur ya mister?” saya langsung menanggapinya dengan “that’s right yan!” karena, apapun cita-citamu dan kesuksesan apapun yang kau ingin peroleh yan, kuncinya adalah jujur!
Memang kuis ini biasa saya lakukan, untuk membuat mereka berfikir, karena saya katakan mereka, saya tidak ingin melihat anda di posisi yang sama, 1 atau 2 tahun kedepan, anda harus segera berpindah pada posisi yang lebih hebat dan lebih baik, sampai pada posisi puncak, maka inilah salah satu jalan saya untuk me-Raise Them Up!
Kebohongan Penambah Derita
Dari sekian waktu saya adakan sesi konseling di kalangan orang dewasa, saya mendapatkan banyak pelajaran yang sangat berharga. Dan diantara penderitaan mereka adalah bukanlah karena orang lain yang menipu, atau kasar, atau memfitnah mereka.
Tapi mereka kurang tegas dalam memutuskan hidup mereka akan kemana dan mau dibawa kemana. Akibat kurang tegas itu banyak diantara mereka membohongi diri mereka. Maka sikap yang muncul adalah pura-pura setuju, pura-pura senang, padahal akal dan hatinya berkata sebaliknya.
Disnilah entri poin yang membuat kehidupan mereka mengalami perang dunia ke-9, yang lebih ara dari perang ke-3 bhakan lebih para dari sekedar perang dingin ataupun panas (agak lebay ya? Hmm gak papalah J). Maka saran saya kepada mereka dan trapai saya kepada mereka adalah untuk jujur dan tegas dengan diri mereka dan situasi apapun yang terjadi.
Berdo’a Tapi Berbohong???
Seorang teman yang sedang mengerjakan skripsi yang sudh menahun, tak kunjung usai, dia adalah aktivis dakwah yang sangat aktif disetiap agendanya, dan keseniorannya di berbagai organisasi tak dapat diragukan lagi, namun konflik selalu terjadi an hatinya terasa tertusuk seribu sembilu ketika ditanya dan disindir masalah skripsinya oleh orang tua, maupun orang terdekanya.
Walaupun dia sudah ikhtiar kerapkali dan berusaha setangguh mungkin dengan halangan-halangan yan merintangnya menyelesaikan skripsinya. Dan biasanya secara tidak langsung saya dia berkonsultasi dengan saya. Sebagai teman dan memiliki pengalaman yang tidak jauh berbeda, namun Alhamdulillah bisa saya lalui dengan mudah.
Saya mencoba membantunya untuk menemukan jlan penyelesaian sesui caranya sendiri. Dari beberapa sesi konseling secara tidak langsung saya berikan padanya. Dia bercerita rasanya semua ia telah lakukan. Dan saya tanya bagaimana dengan do’a? Dia menjawab “ya itu sudah saya lakukan setiap saat”
Saya bergumam “hmm.. apa yang salah ini?” karena sudah lebih dari 2 tahun belum jug selesai skripsinya. Apa harus menyalahkan aktivitasnya di organisasi? Tentu bagi saya itu pemikiran yang sangat salah, karena ada kata yang bijak mengatakan “orang yang paling bodoh adalah menyalahkan alat” tentuny saya tidak mau jadi bodoh dan mengajak teman saya jadi bodoh dengan menyalahkan organisasinya.
Saya mengatakan pada teman saya, mengapa do’a tak kunjung terwujud, ini terlepas dari syarat-syarat khusus do’a terwujud. Saya mengatakan, terkadang da yang berdo’a yang ia tidak pahami do’anya, ya bagaimana bisa terwujud, kalau paham aja tidak. Akhirnya orang itu jadi berpura-pura meyenandungkan do’a.
Dan ada sebagian orang lagi berdo’a tapi berbohong! Nah lo.. teman saya berceletuk “kok bisa?” begini, beberapa orang yang saya temui mereka minta supaya cepat kaya, punya ini, punya itu, tapi ibarat orang ingin melihat matahari terbit, tapi dia berjalan ke arah barat, apakah ia dapat melihat matahari terbit? Tentunya tidak! Kecuali dia terjatuh koprol ke arah timur.
Keajaiban do’a akan kita dapatkan ketika do’a dan ikhrtiar bersamaan. Maka “impossible is nothing!”. Maka saya sarankan, kepada teman sya itu, jujurlah dalam do’a, jagalah do’a itu didada, dikepala, dan disetiap nafas dan langkah yang kita langkahkan setiap hari secara harmonis dan beriringan. Maka anda akan menyaksikan “many more magic are happen!” dan Alhamdulillah. Ia melakukannya, dan akhirnya saya mendengar, ia telah Wisuda dan membahagiakan orang tuanya.
