By. Ridho Hudayana Hmm.. rumus apa ini? Kok untuk sukses, rumusnya menyerah dan takut? Bukannya para motivator dan para pem...
By. Ridho Hudayana
Hmm.. rumus apa ini? Kok untuk sukses, rumusnya menyerah dan takut? Bukannya para motivator dan para pembicara berkoar-koar orang sukses itu harus berani dan bersemangat dan pantang menyerah? Bukan menyerah dan takut? Oke, akan kita bahas dalam tulisan saya berikut ini, bagaimana 2 modal yang “nyeleneh” ini menjadi modal orang nomer 1 dunia.
Jika Tidak Menyerah, Anda Bodoh!
Sudah menjadi pembicaraan dibanyak seminar dan training bahkan lagu-lagu optimistic dengan bertemakan jangan menyerah, dan seirama dengannya. Yang mungkin banyak kita hadir dalam training dengan pembukaan dari trainer dengan menanyakan apa kabarnya hari ini? Dan audience dengan diatur atau tidak diatur menjawab; “DAHSYAT!, LUARR BIASA!, SUKSES!, bla-bla.. dll” mungkin kalau dikalangan aktivis Islam biasanya diujung jawaban tadi ditambah dengan kalimat “Allahu Akbar!” apakah itu salah? Hmm.. wait.. kita lihat dulu firman Allah swt:
jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (QS. Hud 14) [713] Yakni: Allah saja yang dapat membuat Al Quran itu.
Ayat ini sekilas dengan terang menjelaskan kebenaran Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup yang ditolak oleh orang-orang yang merasa dirinya sanggup dengan pikiran dan usahanya sendiri dalam hidup. Padahal Al-Qur’an itu dibuat oleh Allah untuk ciptaannya yang bernama manusia, dengan syarat jika manusia mau berserah diri kepada Allah.
Dan dalam bahasa arab, berserah diri itu disebut Muslim.Maka jika kita Muslim, berarti kita adalah orang yang menyerahkan semua kehidupan ini kepada Allah swt, supaya kita ditunjuki jalan-jalan kesuksesan dan kebahagiaan, karena Allah swt yang menciptakan kita dan sudah pasti Allah swt mengetahui segala sesuatu jauh dan sangat jauh dari yang kita ketahui dan yang kita miliki, maka logiskan alasannya kenapa kita harus menyerah?
Mari kita lihat perjuangan para orang-orang besar, seperti nabi Muhammad saw. Yang di akui dunia, adalah orang nomer 1 yang paling berpengaruh dunia. Apakah beliau tidak pernah menyerah? Tentunya setiap detik dalam hidupnya, beliau menyerahkan semua urusan hidupnya dan hidup ummatnya kepada Allah swt. Dengan doa-doa yang beliau lantuntkan disetiap sholat dan disetiap saat beliau menghadapi permasalahan.Lihatlah bagaimana Nabi Muhammad saw ketika perang badar pertama dengan pasukan Islam yang hanya 300 muslim dengan senajata “dapur” yaitu pisau, wajan, dll.
Menghadapi kafir Quraisy yang berjumlah 1000 orang dengan persenjataan perang yang lengkap. Secara logika perang ini sangat tidak logis, dan terkesan bunuh diri atau mati konyol.Namun nabi yang sangat cerdas dan berpengaruh ini segera menyerahkan seluruh hidupnya dan ummat islam padawaktu itu pada Allah swt. Diriwayatkan nabi mengangkat tangannya untuk berdoa sembari menyerahkan hidup ummatnya dan dirinya. sehingga sorban beliau jatuh ketanah.
Bahkan orang nomer 1 ini pun menyerah! Bagaimana dengan kita?Menyerahlah! Jika Ingin Segera SuksesMari saya yakinkan lagi kepada kita semua, dengan cerita nabi nuh(oleh-oleh dari silaturrahim idul fitri 1433 H ke rumah bang Andre Zulfikar) yang usia hidupnya tidak kurang dari 900 tahun, dan seumur hidupnya beliau berdakwah, mengajak umatnya ke jalan Allah swt. Namun selama 900 tahun itu pengikutnya hanya 80 orang dari seratus tahun pertama sampai 900 tahun? Whats wrong? Bukannya nabi nuh adalah orang pilihan Allah swt?
Namun ketika nabi nuh di usianya ke 900an tahun beliau baru menyerah, maka Allah swt langsung menolongnya dengan mendatagkan azab kepada orang-orang yang inkar dengan dakwahnya.Karena dalam kasus ini nab Nuh sangat optimis, namun kebuntuannya selama ratusan tahun itu membuat Ia menyerahkan kebutuanya tepat pada yang maha memiliki dan berkuasa semuanya, yaitu Allah swt. Maka Allah dengan segera memberikan bantuan bagi hambanya yang menyerahkan urusannya pada Allah swt.Tentunya anda tidak akan mengulangi pengalaman nabi Nuh kan?
Pelajarannya adalah, jika menghadapi apapun dalam hidup ini segeralah menyerah pada Allah swt. Untuk diberikan petunjuk dan jalan keluar dari semua permasalahan yang dihadapi. Dan setelahnya “all out” dalam berusaha dan syukuri apa yang didapat dari usaha. Berbagi dalam kesuksesan dan memberi pelajaran jika belum berhasil. Maka jalan sukses itu akan segera dicapai dengan segera.
kemudian pertanyaannya adalah; Apakah optimis itu salah? Tentu saja tidak, namun optimis itu adalah sikap yang yakin ketika kita telah menyerahkan semua urusan dan apapun yang kita miliki kepada Allah swt, dan Allah akan menunjukkan jalannya kepada kita untuk kita usahakan dengan lebih giat. Inilah menyerah dengan optimis!So.. Mau cepat sukses? Menyerahlah!
Jika Anda Direktur or Jongos?, Menyerahlah!
Terkadang kita menjadi orang yang sangat optimis dalam berusaha, namun terkadang ada diantara kita yang menggantungkan semua usaha dan optimistis kita terhadap usaha itu karena kita mampu, hebat, dan punya banyak jaringan. Namun tidak sering mengalami kegagalan. Apakah benar semua yang kita usahakan adalah karena kita kerja lebih keras? Dan kita kerjakan sendiri? Sangat tidak!Coba kita perhatikan di perusahaan, sekalipun seorang direktur dengan semua kemampuannya ia bisa mengerjakan semua pekerjaan di perusahaannya.
Namun bukankah dalam faktanya ia menyerahkan banyak pekerjaan di perusahaan itu ke orang lain yaitu bawahannya untuk melakukan itu? Dapat kita bayangkan kalau semua perkerjaan yang ada dilakukan oleh direktur, tanpa menyerahkan bagian-bagian pekerjaan ke orang lain? bodoh sekali kalau ada perusahaan yang semua pekerjaan yang bertumpuk hanya dilakukan oleh seorang direktur saja. Dan dia tidak bias dinamakan sebagai direktur.
Kalaupun direktur tadi sudah menyerahkan sebagian atau ebih dari pekerjaannya ke manajer dan para stafnya. Itujuga belum cukup untuk menyerah, maka selanjutnya yang harus diserahkan oleh direktur tadi adalah seluruh hidup dan kehidupannya, termasuk perusahaannya pada Allah swt. Yang maha mengetahui dan pemberi milyaran jalan keluar dari semua kebuntuan hidup dan kehidupannya itu.
Dan akan menjadi masalah jika ia tidak menyerahkanya pada Allah swt. Pasti akan muncul ratusan, ribuan, jutaan masalah dan seterusnya dia akan terjeak diruang hampa udara yang beracun dan mematikannya dengan sekejap.
Kemudian jika anda saat ini adalah sebagai “jongos” alias bawahan, alias pembantu, budak, dll. Maka jangan sekali-kali menyerahkan hidup anda pada majikan atau tuan anda, pasti akan tersesat dan sengsara. Karena ia tak mampu mengarahkan hidup anda, apalagi menjamin kehidupan anda. Maka serahkanlah seluruh hidup anda dengan senandung doa setiap saat pada Allah swt. Sang penjamin kehidupan anda.So.. Jangan pernah serahkan hidup pada manusia! Serahkan hanya pada sang Robb..
Be Afraid for Perfect Success?
Rumus yang terakhir atau yang kedua, yang perlu disantingkan dan ditambahkan dalam rumusan kesuksesan hidu adalah dengan TAKUT? Mungkin dari awal ada yang bertanya-tanya mengapa harus takut menjadi kunci penyempurna kesuksesan? Mungkin sepengalaman kita dalam hidup yang kita ketahui adalah keberanianlah sebagai kebalikan dari takut itu adalah kunci kesuksesan hidup seseorang?
Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita dalam sehari-hari, manusia akan terdorong untuk segera, cepat dalam bertindak ketika apa? Apakah ketika kondisi biasa-biasa saja? Atau kondisi netral alias tidak ada emosi ataupun tujuan yang agressif? Secara umum manusia akan bertindak cepat dan diluar batas kemampuannya adalah ketika seseorang itu dalam kondisi kepepet disertai dengan kondisi bahaya tingkat tinggi.
Misalnya, seseorang yang sedang dikejar anjing herder yang lapar, atau ketika berenang dikejar hiu-hiu haus darah dan daging anda, apa yang akan anda lakukan? Ya! Pasti anda akan sangat terdorong untuk terus dan terus berlari atau berenang, menjauhi anjing atau hiu tadi yang mengejar anda.
Dan ketika anda selamat dari anjing atau hiu tadi, anda pasti baru akan menyadari, kelebihan anda dalam berlari atau berenang dan anda mengetahui betapa cemerlangnya otak anda.Namun kebalikan dari takut dengan binatang seperti diatas dicontohkan, ketika kita takut dengan tuhan semesta alam Allah swt.
Maka logikanya adalah kita akan semakin dekat dengan Allah, bukannya semakin jauh dari perintah-Nya dan mendekati yang dilarang oleh-Nya. Seperti yang dinukilkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Dan dari beberapa sahabat lainya tentang taqwa=takut yag dimaksud dalam tulisan ini, Sebagai berikut;
Ali bin Abi Thalib Radliyallahu ‘Anhu : “Taqwa adalah takut kepada Allah Al-Jalil (Yang Maha Agung), mengamalkan tanzil (Al-qur’an), rela dengan Al-Qalil (yang sedikit) dan bersiap-siap menuju Ar-Rahil (kematian).”
Ibnu Abbas Radliyallahu ‘Anhu: “Taqwa adalah orang yang takut kepada Allah dan siksanya.”Ibnu Ma’ud Radliyallahu ‘Anhu: “Taqwa adalah taat kepada-Nya semata dan tidak bermaksiat kepada-Nya, selalu mengingat-Nya dan tidak melupakan-Nya, serta bersyukur terhadap nikmat-Nya.”
Thalaq bin Habib Radliyallahu ‘Anhu: “Taqwa adalah beramal dengan mentaati Allah diatas cahaya dari-Nya dengan mengharap pahala dari-Nya dan meningggalkan maksiat kepada-Nya diatas cahaya dari-Nya karena takut sangsi-Nya.”
Sulit untuk dibayangkan jika kita kehilangan kosakata dan rasa takut dalam diri kita, maka pertama kita tidak akan dikenal sebagai seorang pemberani, karena otomatis orang yang berani adalah orang yang bisa mengatasi rasa takut yang luar biasa.
Apalagi kalau sudah tidak takut dengan Allah swt, maka hidup akan lepas kendali. Terjerumus kelubang-lubang kehancuran langkah demi langkah namun pasti akan hancur. Aturan semua dilanggar, taka ada yang dipatuhi kecuali nafsu yang tak berkesudahan dan mengarahkan ke gerbang kehancuran pribadi dan seluruh umat manusia.
Sebaliknya ketakutan akan mendatangkan kesuksesan itu akan semakin cepat dengan kita selalu mengetahui bahaya demi bahaya yang menyapa dalam hidup kita, maka kita akan semakin hebat dan memaknai waktu dengan sangat mahal, semakin cepat dalam bertindak, jauh dari kemalasan.
Dengan modal rasa takut ini kita kan selalu diajarkan untuk berusaha menghadapinya dengan semua kemampuan yang kita miliki, dan semakin kuat berserah dri kita pada Allah swt. Yang berarti kesuksesan dan kebahagiaan itu akan segera menyapa kia dimanapun dan dikondisi apapun kita berada. Wallahu a’lam bishowab.