Surat Cinta Untuk Hati Oleh Ridho Hudayana* Teman, seperti yang kita ketahui bersama bahwa kita kuliah di UIN Malang ini adalah dalam rang...
Surat Cinta Untuk Hati Oleh Ridho Hudayana*
Teman, seperti yang kita ketahui bersama bahwa kita kuliah di UIN Malang ini adalah dalam rangka mengemban amanah orangtua, bangsa dan negara yang kita cintai, dan semoga selalu menjadi kebanggaan dalam hati kita semua. Yang kemudian dalam amanah itu dihiasi dengan permasalahan yang tak jarang pelik dan sulit untuk dihadapi sebagai ujian menuju kesuksesan atau sebagai jalan menuju kegagalan yang sempurna?
Kita ketahui bersama permasalahan orang tua kita, yang mengharapkan kita menjadi seorang sarjana yang sukses dan kelak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak atau diatasnya. Yang kemudian menjadi rasa takut dan harap dari orangtua kita, apakah kita akan menjadi harapannya yang menjadi kenyataan atau kita menjadi ketakutan dan kekhawatirkannya? Yang ketika kita menjadi gagal dalam kuliah, gagal dalam berprestasi, dan kegagalan lainnya yang menyusul, serta tidak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, kemudian kita menjadi tanggungan dan beban orang tua kita seumur hidupnya yang telah lama kita gantungkan kebutuhan hidup kita. Dan kita pun yang telah menguras air mata kesabarannya dengan perilaku kita yang tak jarang mengecewakannya atau tangisan hatinya karena kita telah menyakiti hatinya melalui perbuatan dan perkataan kita yang tidak menunjukkan penghormatan padanya. Dan kita juga yang telah menguras keringat jerih payahnya untuk menyajikan kehidupan yang layak bagi kita selama ini dan kita nikmati jerih payahnya itu dengan gratis dan pengorbanan tak mungkin bagi kita membayarnya dengan apapun.
Kita ketahui bersama permasalahan yang kompleks yang telah menjadi wajah bangsa dan negara yang kita cintai ini. Permasalahan ekonomi, yang rasanya tak pernah keluar dan berakhir.Pengangguran selalu bertambah dengan berbagai penyebabnya, mungkin karena tidak memiliki cita-cita dan tidak mau bekerja keras? Atau karena di PHK oleh perusahaan atau tempat kerjanya karena diperbudak dolar atau nafsu pengusaha? Secara otomatis tingkat kemiskinan pun menjadi pilihan bagi pengangguran dan orang miskin lainnya yang memang tidak mampu bekerja, yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Kita ketahui bersama, Permasalahan sosial bangsa yang Yang kaya semakin kaya dan yang miskin terlalu banyak dan timpang jumlahnya dengan orang kaya. Mungkin mereka bukan miskin tapi fakir, yang kadang makan dan kadang tidak makan. Tapi dikatakan bangsa timur yang memiliki soliditas sosial yang baik, rasanya tidak pantas dan menjadi hambar karena rasa itu telah terkikis dengan kepentingan pribadi dan keluarga tanpa memikirkan kepentingan orang lain yang mungkin lebih membutuhkan. Mungkin tidak semua, tapi itulah yang menjadi pemandangan di kota-kota besar dan kecil, atau desa yang mulai berlagak kota. Yang kemudian menimbulkan berbagai penyakit masyarakat, entah sebagai korban atupun karena tuntutan dari sekenario kondisi sosial yang telah berubah?
Kita ketahui bersama, Permasalahan politik dibangsa ini yang kemudian memberikan wajah yang tidak amanah dan mempolitisir semua amanah rakyat; agama, kebutuhan dan lain sebagainya. Seolah-olah rakyat hari ini tidak memiliki pilihan politiknya pada partai, tokoh, ataupun golongan kecuali golongan putih (GOLPUT). Karena golongan (GOLPUT) ini yang kerap kali menang dalam setiap pesta demokrasi yang dilaksanakan di negara ini. Dan mengambil sikap menjadi apatis terhadap masadepan negara menjadi pilihan sikap bangsa ini. Yang kehilangan kepercayaan pemimpin yang mereka pilih. Mungkin tidak semua seperti itu, tapi sebagiannya menunjukkan hidup pragmatis, ingin cepat, tidak perlu kerja keras dan berfikir keras. Yang kemudian hidup dalam ketergantungan pada sosok yang tidak menguntungkan, hingga mati dalam gantungan. Dan beberapa mungkin yang masih berfikir idealis, yang terkadang merasa kehilangan kekuatan ketika menghadapi realita atau demam panggung ketika berhadapan dengan pragmatisme dan apatis terhadapa arah dan perjuangan bangsa yang dipimpin oleh pemimpin yang berfilosofi penguasa, tuan yang harus dilayani. Bukan pemimpin yang berfilosofi pelayan, yang santun dalam melayani segala kebutuhan rakyat dan yang tidak memiliki kekayaan kecuali sesuai seperti yang dimiliki oleh rakyatnya rata-rata.
Kita ketahui bersama permasalahan bangsa dan negara di bidang hukum. Yang menjadi pelengkap dari wajah bangsa yang secara psikologis tidak siap menjadi ”baik”. Mereka yang kemudian membuat peraturan hingga melakukan peradilan yang secara lengkap dan konkrit hingga apakah orang itu dipenjara, ganti rugi, denda, hingga apakah orang itu di kenai hukuman mati. Tapi mereka-lah yang kemudian dipenjara, membayar dan mengembalikan uang rakyat yang dikorupsinya kalaupun di sorot media dan mungkin merekalah yang dikenai hukuman mati karena prilakunya yang menyimpang dari hukum. Walaupun tidak semua, tapi kemudian masalah hukum yang curang dan memihak di negeri ini rasanya telah menjadi suatu tradisi dan sandiwara kepahlawanan mafia peradilan dan perundang-undangan. Dan menjadi bad start and bad ending bagi orang yang meminta keadilan dan menuntut kebenaran ditegakkan. Seperti yang yang kita ketahui legeslatif yang kerjanya membuat Undang-Undang dan peraturan. Tapi kemudian merekalah yang melanggarnya. Belumlah kemudian hakim yang juga melakukan penyimpangan dari hukum yang diputuskannya. Sehingga suatu pemeo peraturan/undang-undang itu ada untuk dilanggar. Sehingga menjadi pemandangan yang paradox ketika seorang maling ayam ketahuan mencuri dan kemudian dihakimi masa dengan menjadikan ”orang (kambing) guling”. Tapi kemudian orang yang terang-terangan mengkhianati rakyat dan mengambil uang rakyat bermiliaran rupiah, yang nyatanya lebih besar harganya daripada harga seekor ayam. Dihukumi beberapa bulan di ”sel VIP”.
Teman, kita ketahui bersama Universitas Islam Negeri Malang, sebagai institusi pendidikan legal formal islam. Dengan paradigma islam rahmatan lil alamin, dan dengan rumusan visi untuk mencetak mahasiswanya sebagai ulul albab yang kemudian siap dengan segala aspek yang ada didalam kurikulum pendidikannya untuk menghadirkan sosok yang menjadi solusi dari permasalahan yang menimpa orangtua bangsa dan negara ini yang telah kita ketahui dan fahami bersama. Telah banyak yang kita fahami bersama tentang islam sebagai solusi bagi semua permasalahan. Tapi apakah telah menjadi solusi bagi diri kita yang mungkin belum islami dalam berprilaku, bertindak dan berbicara? Terlepas dari apakah teman sepakat atau tidak. Tapi seperti yang kita ketahui dan pahami mata orang tua kita dan masyarakat hari ini menyorot institusi dimana kita kuliah saat ini, adalah sebagai tempat mencetak generasi Islam yang suatu saat minimal dalilnya dan nasehatnya dinantikan dan dirindukannya untuk dapat sedikit melupakan atau menghilangkan permasalahan yang kompleks terjadi dan menjadi suatu penderitaan yang berkepanjangan yang dihadapinya. Paling tidak menghiburnya dengan memberikan harapan yang terang baginya. Bahwasanya masih ada pemuda atau generasi bangsa ini yang memiliki kredibilitas moral dan memiliki kecerdasan dalam memecahkan permasalahan mereka. Minimal memberikan mereka pengetahuan dan pemahaman yang benar dan santun tentang Islam, yang mengkin selama ini lebih mereka pahami Islam sebagai agama keturunan dari pendahulu mereka yang bercampur dengan keraguan. Sehingga kita lah yang kemudian menjadi harapan baru yang membangkitkan harapan orangtua, bangsa dan negara kita, untuk berjuang melepaskan dan menuntaskan segala permasalahan yang dihadapi sehingga kita semua yakin jalan untuk menjadi yang terbaik itu kian terbentang dan mampu kita lalui bersama.
Teman, kita ketahui bersama, pada hakikatnya dalam perkuliahan ini hanyalah untuk dua hal, setelah kita ikhlaskan semua karena Allah SWT. Pertama, bagaimana kita mampu merumuskan cita-cita kita yang besar, jangka pendek, menengah maupun panjang. Kedua, bagaimana kita mampu merumuskan cara maupun meng-create shortcut menuju dan mewujudkan cita-cita yang telah kita rumuskan.
Teman, tidak ada maksud saya untuk menggurui atau mengajari anda dengan tulisan ini. Tapi, mari kita pilih dan pilah untuk menentukan masa depan kita bersama yang telah lama menjadi harapan orangtua, bangsa dan negara yang kita cintai. Satu hal yang saya yakini bahwasanya kita semua memiliki hati. Dan kita mau menerima kebenaran dari mana saja dan dari siapa saja. Mungkin dari tulisan saya ini memiliki kebenaran. Dan meski saya adalah orang yang jauh dari anda. Dan mungkin banyak kesalahan dalam diri saya. Tapi saya menganggap teman sekalian adalah teman seperjuangan saya di kampus yang kita cintai ini. Yang tentunya setiap kita memiliki mimpi dan harapan yang semoga dengan itu kita mampu bangkit dan berjuang dengan jalan yang terbentang luas dihadapan.