Juragan Donat since 1439 H By Ridho Hudayana Kalau mau tahu apa bisnis yang baik , ya bukalah bisnis itu. Bukan ditanyakan melulu (B...
Juragan Donat since 1439 H
By Ridho Hudayana
Kalau mau tahu apa bisnis
yang baik, ya bukalah bisnis itu. Bukan ditanyakan
melulu (Bob Sadino)
Salah satu shortcut untuk memulai usaha apa yang akan dimulai, berpikirlah apa yang anda dan banyak orang sukai dari dulu sampai sekarang (Ridho Hudayana)
Dalam tulisan ini saya sedikit berbagi kisah pada awalnya, saya dan istri memulai usaha donat dari awal sampai sekarang ini yang kami namai Juragan Donat. Tentu banyak suka dan dukanya dalam membangun usaha kudapan donat ini, semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi untuk yang baru berniat memulai usaha kuliner, paling tidak memberikan semangat kita untuk tetap menapaki dunia usaha.
At the beginning
Saya dan istri dari dulu memang memiliki kesamaan kudapan yang favorit, yaitu donat. Dan kami sering mencoba berbagai donat dari beberapa branch dari kampong sampai donat Mall. Beberapa tahun terakhir sebelum kami memutuskan untuk memulai usaha donat, kami sering beli donat di dunkin donat.
Sampailah di pertengahan tahun 2017, istri saya sering mengkoleksi resep donat dan coba-coba membuat donat, awalnya mencoba donat kentang yang lagi hits, namun memang belum bisa tahan lembut. Namun terus saya support untuk mencoba lagi dan sampailah kami mendapat resep “gratisan” tapi lebih enak dari donat diatas rata-rata pasar tradisional. dari sebuah group facebook yang resepnya di formulasikan oleh seorang yang dikenal dengan “pak Guru” donat.
Karena testimony dari pengguna resep donat gratisan ini banyak dan sangat positif, maka istri saya penasaran untuk mencoba resep ini dirumah di Pontianak, dengan berbekal resep gratis itu dan dengan alat dapur yang sederhana, dan menghasilkan donat yang kali pertama kita rasakan ke orang tua dan saudara-saudara. Alhamdulillah setelah saya, orang tua dan saudara-saudara saya merasa donat uji coba dari resep gratis ini dirasa lembut dan enak, jadi semakin mantap untuk niat usaha donat.
Jadi Pengusaha atau
Pekerja?
Sebenarnya dari sebelum bekerja saya sudah pernah beberapa kali gonta-ganti usaha, jualan buku, jualan jasa kursus bahasa inggris, usaha es pinsil pelangi, eskrim, kaos kaki, dll. Namun memang belum menunjukkan hasil dengan banyak hal yang menutupi jalan usaha itu. Sampai akhirnya memutuskan untuk bekerja sebagai tenaga kontrak di program pemberdayaan di bawah kementrian dalam negri trus pindah ke kementrian desa.
Dan pada tahun 2017 itu sebenarnya saya masih ada kontrak kerja di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara. Jadi posisinya belum bisa resign sampai akhir kontrak dibulan Desember, dan akan diperpanjang di bulan januari tahun 2018 secara otomatis dengan pertimbangan kinerja,selama kurang lebih 3 kali kontrak, selalu diperpanjang.
Namun begitu dalam rentang waktu beberapa bulan itu, kami terus bereksperimen untuk memantapkan proses produksi donat, walaupun pada waktu itu belum punya alat untuk membuat donat, bahkan alat basic nya juga belum punya.
Tapi keputusan dari beberapa kali eksperimen itu semakin mengarah pada suatu kesimpulan kalau kami memilih menjadi pengusaha daripada menjadi pekerja. Makanya semakin mantap untuk memulai usaha donat yang memang dari dulu kami masih keci sama-sama suka makan donat, apakah anda juga sama?
Surat Resign Saya
ditolak Atasan
Sampailah di penghujung tahun 2018, dan saya mengajukan surat resign atau pengunduran diri, sesuai dengan aturannya, memang harus membuat surat ppengunduran diri, sebelum surat kontrak baru diterbitkan. Maka sudah saya buat dan serahkan ke atasan saya ditingkat kabupaten dan diteruskan ketingkat provinsi.
Maka saya sudah bersiap-siap untuk pindah ke Pontianak dan persiapkan sedikit peralatan dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi donat. namun diawal januari itu, atasan meminta saya untuk tidak resign dulu, karena hasil diskusi beliau dengan dinas di provinsi yang membawahi program saya ini, sangat mengharapkan kalau saya tidak mengundurkan diri, dikarenakan ada kontrak tiga bulan lagi terkhusus di Sukadana, jadi atasan saya meminta untuk tidak mengundurkan diri dahulu. Akhirnya dengan agak berat hati, saya melanjutkan kembali kontrak saya yang tiga bulan itu di Sukadana.
Jika Berhenti maka
Tidak akan ada Jalan
Awalnya berat untuk melanjutkan kontrak, karena sudah punya tekad untuk memulai usaha donat tadi. Namun bukan pengusaha kalau anda berhenti untuk pada satu kondisi yang diluar prediksi, karena jika berhenti, maka tidak aka nada jalan, sekalipun perjalanan masih panjang, sekalipun jalan luas membentang dihadapan, namun jika berhanti, takkan ada jalan dan takkan pernah sampai pada tujuan.
Maka saya dan istri segera berdiskusi ringan dan kembali berfikir untuk memilih jalan terbaiknya. Namun karena kita sama-sama punya tekad untuk menjadi pengusaha donat. akhirnya kami bersepakat untuk memproduksi donat dan memasarkannya di Sukadana, sebagai awal, untuk tes mental dan tes kemampuan kami dalam penjualan dan produksi donat, sebelum kami memproduksi dan memasarkannya di Pontianak. Hitung-hitung sebagai training bagi kami yang masih sangat newbie dalam usaha kuliner berjenis roti ini.
Berbagi 5 lusin Donat
di 5th wedding anniversary kami
Sedikit kembali kebelakang, seblum kami memutuskan untuk memulai usaha donat ini di Sukadana, sebenarnya di tanggal 23 Desember 2018 yang bertepatan denga 5th wedding anniversary kami. Bersamaan itu pula kami sebarkan 5 lusin donat gratis kepada teman-teman kami di Sukadana sebagai tanda syukur dan menguatkan tekad kami untuk memulai usaha donat ini.
Dan tidak disangka, kami dapat respon positif dari teman-teman yang mencicipi donat itu, mereka bilang donatnya enak dan layak dijual. Jadi semakin yakin dan semangat untuk memuali usaha donat ini di Pontianak, namun pada akhirnya belum bisa memulai di Pontianak, tapi di Sukadana lah kami memuali usaha donat ini.
In Sukadana we are
start!
Perlu diketahui sebelumnya, sukadana adalah ibu kota dari Kabupaten Kayong Uatara dan menjadi pusat administratrasi dan pemerintahan kabupaten kayong utara, suatu kecamatan yang relative penduduknya tidak banyak, dibandingkan dengan ibu kota kabupaten yang lainnya. Penduduknya pada waktu itu kurang lebih sekitar 25 ribu an jiwa yang terbagi dalam 10 desa.
Bagi saya yang berasal dari Pontianak, khususnya kecamatan Pontianak utara, jumlah 25 ribu an jiwa ini tentu sangat kecil, karena jumlah penduduk untuk di Pontianak utara saja lebih dari 100 ribu jiwa, atau seperempatnya dari jumlah penduduk dimana saya berasal.
Baik, ala kulli hal, bissmillah kami mulai usaha donat ini di tanah betuah sukadana. Dengan berbekal kemampuan produksi yang awalnya istri saya saja, yang pada awalnya memproduksi dengan alat ala kadarnya dan untuk mengadon pun dengan tangan atau tanpa alat semisal mixer listrik. Dan saya kemudian merancang brand dan jaringan pemasaran untuk usaha donat kami.
Saya sebenarnya ingin membantu produksi donat, hanya saja keterbatasan waktu saya yang pada waktu itu statusnya adalah pekerja kontrak, jadi yang bisa saya bantu adalah tadi, merancang dan membangun jejaring pemasaran dari kenalan yang saya miliki pada waktu itu, termasuk dengan strategi pemasaran online atau online marketing.
Namun demikian Alhamdulillah, hasilnya diluar dari perkiraan, satu bulan kami mampu menjual lebih dari seratus kotak isi 9 donat perbulannya dan lebih dari 1000 kotak dalam waktu 3 bulan, dengan kondisi Sukadana yang jumlah penduduknya hanya kisaran 25 ribu an pada waktu itu, denga luas wilayah yang cukup luas untuk hitungan kecamatan di kota Pontianak.
Tentu hasil yang diluar ekspektasi ini membuat saya menjadi tidak sabar untuk resign atau keluar dari tempat saya bekerja, dan focus untuk membangun usaha donat ini di Pontianak yang jumlah penduduknya berkali-kali lipat dari Sukadana.
Di Pontianak We Are
Collaboration to Grow Up
Sampailah ketika kontrak telah selesai dan surat resign saya pun diterima, maka kami mulai dengan belajar lagi lebih serius tentang buat donat yang berkelas, dengan mengikuti kelas Donat online yang berbayar bersama guru Donat yang muridnya banyak sukses membuka usaha donat ini diseluruh Indonesia.
Dari sekolah dulu saya sangat meyakini, kalau mau mendaki gunung mount everest, jangan belajar dengan orang yang ahli teori, tapi belajarlah dengan orang yang berkali-kali berhasil sampai puncak gunung mount everest.
Maka saya dan Istri pun bersemangat belajar dari guru yang belan tahun bekerja di Amerika untuk membuat donat yang berkualitas tinggi. Walupun online, kelas ini sangat mudah diikuti, selain guru yang mengajar ini mudah untuk dihubungi setiap saat, juga bimbingan jarak jau nya yang sangat berkualitas.
Dan tidak berapa lama kami belajar dari guru donat, dan dengan kemampuan sederhana saya menjual secara online, kami langsung mempraktekkannya di Pontianak, yang di hari pertama dan dibulan pertama sampai bulan ketiga, kami kebanjiran orderan, dan penolakkan karena kami tidak mampu memenuhi permintaan pasar.
KAIZEN Itu PENTING!
Sebagaimana istilah jepang yang saya gandrungi sejak duduk di Madrasah Aliyah dulu dari etos kerja orang Jepang adalah KAIZEN nya, yakni perbaikan terus menerus yang berkesinambungan. Maka moril kami ketika telah memulai usaha Juragan Donat ini adalah bagaimana setiap hari kita terus evaluasi dan perbaiki yang kurang dan optimalkan yang sudah baik.
Hingga ditahun ke-4 ini kami semakin yakin dan optimis untuk semakin bertumbuh lebih baik kedepan, dengan harapan pasar semakin bertumbuh, pelanggan yang loyal dan minim penolakkan order karena kapasitas produksi yang belum mumpuni.
Dengan berbagai rintangan yang berarti tantangan yang kami hadapi selama tiga tahun kebelakang, maka setiap hari kami mulai mencicil perbaikan yang berkesinambungan sebagaimana prinsip KAIZEN, terus berupaya mewujudkan yang terbaik tanpa lelah dan terlalu pedulikan hinaan ataupun kata negative dari orang yang mencela. Tapi secara sadar kami Juragan Donat harus terus melangkah lebih kuat dan massive lagi.