By. Ridho Hudayana Tentulah tak kutulis puisi ini Kecuali, karena ku prihatin dengan nasib bangsa ini Tentulah tak kurangkai kata menjad...
By. Ridho Hudayana
Tentulah tak kutulis puisi ini
Kecuali, karena ku prihatin dengan nasib bangsa ini
Tentulah tak kurangkai kata menjadi kalimat
Kalimat menjadi paragraf
Paragraf menjadi Karya
Karya menjadi lautan prihatinku
Tentulah kau tau akhir-akhir ini
Semua keberpihakan terang berderang
Antara pendukung haq dan batil
Tanpa malu dan ragu membuka kedoknya
Yang batil menggunakan semua cara untuk menggebuk yang hak
Sekalipun berbohong demi kebohongan tanpa rasa malu
Yang haq, hanya pada Allah saja tempat semua doa dan ikhtiar bergantung
Apakah kau sudah tau kawan?
Tentulah kau tau semua itu
Kecuali kau bersemedi di gunung egomu
Bersembunyi dibalik pintu ketakutan mu akan nama baikmu
Tapi, Berani atau takut semua beresiko kawan
Tentu aku dan kau tau saat ini
Dunia riuh menuntut rasa keadilan yang di pajang tapi tak bisa kau dapatkan
Seolah itu barang mahal
Yang bisa beli hanya berharta dan bertahta
Kalau kau tak punya itu semua,
namun kau berpihak pada yang haq?
Bersiaplah kau bisa kena gebuk dengan berbagai tuduhan dan alibi
Kalau kau bersalah sekalipun benar
Tentulah aku tak ingin berbagi kesedihan
Kurangkai semua ini karena Kuprihatin pada nasib bangsa
Yang masih memiliki kebenaran dalam hati dan pikiran mereka
Namun tak sanggup karena keadilan itu hari ini ternyata mahal
Lantuntkanlah doa dan ikut menjadi solusi terbaik apa yang kau bisa
Terus dan teruslah berharap
Karena harapan itu juga mahal harganya, namun semua kita memilikinya, jika mau