By. Ridho Hudayana Jiwa sebenarnya tidak akan merasakan tenang karena kedudukan, karena Harta, atau karena ketenaran. Lihatlah mereka...
By. Ridho Hudayana
Jiwa sebenarnya tidak akan merasakan tenang karena kedudukan, karena Harta, atau karena ketenaran. Lihatlah mereka yang dalam hidupnya untuk mencari dan mengejar kedudukan, sekalipun kedudukan telah didapat, tapi jiwa selalu merasa ada yang kurang dan belum tenang, bahkan bagi mereka yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan kedudukan, jauh dari rasa tenang, bahkan merasa hidupnya tidak akan tenang dan dihantui ketakutan akan kehilangan kedudukan dan berakhir pada penjara atau hukuman lainnya.
Jiwa sebenarnya tidak akan merasakan tenang karena kedudukan, karena Harta, atau karena ketenaran. Lihatlah mereka yang dalam hidupnya untuk mencari dan mengejar kedudukan, sekalipun kedudukan telah didapat, tapi jiwa selalu merasa ada yang kurang dan belum tenang, bahkan bagi mereka yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan kedudukan, jauh dari rasa tenang, bahkan merasa hidupnya tidak akan tenang dan dihantui ketakutan akan kehilangan kedudukan dan berakhir pada penjara atau hukuman lainnya.
Dan banyak orang diantara kita yang menjadi pengejar kekayaan, bahkan tak jarang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan apakah kemudian dia merasakan tenang dan bahagia? Tentu kita tidak akan segera mengetahuinya, karena itu ada didalam pikiran dan di hati. Namun bisa kita lihat dari sikap dan prilakunya. Contoh: apakah orang itu mudah marah, sedih, dendam, dll.? Itu tandanya orang tersebut tidak tenang dan bahagia walaupun punya Harta atau kedudukan.
Memang sejatinya manusia itu bukan lapar dan pecari ketenaran, kenyamanan, kekayaan ataupun kekuasaan, namun manusia itu sejatinya lapar dan terus mencari tentang makna dalam hidupnya yang sejati. Dan tentu semuanya menyebabkan hatinya tenang dam selalu punya alasan untuk bahagia. Wallahu'alam bissowwab.