Because I Always loving You!

By. Ridho Hudayana Apa yang anda pikirkan judul tulisan ini? Apa kah anda berpikir anda pernah atau sering jatuh cinta pada orang lain?...


By. Ridho Hudayana

Apa yang anda pikirkan judul tulisan ini? Apa kah anda berpikir anda pernah atau sering jatuh cinta pada orang lain? Jika anda berpikir demikian, maka anda bohong!, pasti anda bergumam, kok bisa? Oke dalam tulisan ini saya ingin ungkap kebohongan anda yang katanya pernah, sering, atau selalu jatuh cinta pada orang lain.

Jatuh Cinta = Melihat Citra Diri Dalam Diri Orang Lain
Perhatikan ungkapan indah dan cantik dari seorang pakar cinta, Ibnu Qayyim, yang bukunya yang berjudul, taman bagi orang yang jatuh cinta dan memendam rindu, yang telah menjadi referensi hampir disemua buku yang menjelaskan jatuh cinta, atau mabuk cinta, berikut ini;

“Cinta merupakan cermin bagi seseorang yang sedang jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemah-lembutan dirinya dalam citra kekasihnya. Karena sebenarnya dia tidak jatuh cinta kecuali terhadap dirinya sendiri.” (Ibnu Qayyim Al Jauziyah)

Inilah penyataan yang membuat saya takjub ketika saya membaca buku itu 9 tahun yang lalu ketika saya duduk di kelas dua Aliyah (SMA) dulu. Saya berpikir mendalam, apa benar ya seperti itu? Hmm..

Ketika saya berpikir analitis, iya ya.. kenapa orang itu suka dengan orang lain, karena dia merasakan memiliki kessamaan dari tujuan hidup, sifat, intelektual, mungkin juga wajah (walaupun jarang) dengan orang yang sedang ia cintai itu.

Karenanya kita memang makhluk sosial yang butuh melihat sifat kita pada diri orang lain, selain diri kita. Maka inilah bukti bahwa anda tidak mencintai orang lain, tapi anda sedang mencintai diri anda.

Cinta=Cermin
Menarik mengikuti program Mario Teguh Golden Ways edisi 4 september 2011, yang bertemakan “Because I love You” sekilas saya memperhatikan tema ini, adalah tema yang menceritakan kasmaran seorang dengan kekasihnya. Ternyata saya sedikit keliru, karena maksud dari kata-kata “Because I love You” itu adalah, tertuju pada diri sendiri.

Saran yang diberikan oleh pak Mario ini adalah, ketika kita berada di depan cermin, maka katakanlah “because I love you” dengan tulus dan penuh cinta pada diri sendiri.

Sadar atau tidak, kita selalu melihat orang lain dan lingkungan sekitar denganpersepsi kita. Dan mengapa kita tertarik dengan orang lain, karena kita juga menggunakan persepsi dan feeling hati kita, karena ada kecocokan dan kesesuaian.

Pernahkah anda bercermin,  kemudian pantulan dicermin itu berbeda? Tentu tidak bukan, namun apakah cermin itu seperti anda? Tentunya juga tidak. Itu sama halnya ketika anda berteman atau bersahabat. Secocok apapun anda dengan teman atau orang yang anda cintai itu, maka tetap saja dia bukan diri anda. Anda hanya ingin numpang berkaca saja didalam diri orang itu, dan juga sebaliknya. Orang terebut juga ingin berkaca pada diri anda yang dia anggap sama, sekalipun anda bukan dirinya.

Maka sekalipun anda memiliki banyak kesamaan, tetap saja anda akan bisa berbeda dalam hal nasib. Karena ada temannya pahlawan, tapi dia bukan pahlawan. Bung Karno dan Bu Fatmawati yang keduanya saling mencinta, tapi Bu fatmawati bukanlah presiden. Dan banyak contoh yang menunjukkan cinta ini seperti cermin.

Cinta=Benci
Beberapa kali saya merenung dan menyampaikan, bahwasanya mencinta itu sama dengan membenci, walaupun benci itu digunakan sebagai antonym dari cinta, tapi toh mereka tetap saja berpasangan yang saling melengkapi. Karena ketika orang yang mencinta, pasti dia memiliki rasa benci pada objek yang dicinta, jika objek yng dicinta hilang dan meninggalkannya.

Jika anda senang hitung-hitungan matematika, -5x-5=? +25 bukan? Ya begitu juga ketika anda sangat-sangat cinta pada seseorang, maka ketika ada sedikit cacat/kekurangan dari sang tercinta terssebut, maka yang terjadi adalah hilang cintanya timbul rasa benci.

Seperti itu pula ketika anda saksikan, dua orang yang saling bermusuhan sengit satu dengan yang lain. Apa yang terjadi ketika salah satunya berbuat baik dengan salah satunya? Atau salah satu diantara berua, melihat kebaikan dari musuhnya itu? Sangat mungkin mereka saling jatuh cinta.
Maka sarannya adalah benci dan cinta harus balance alias seimbang, sederhana, dan proporsional, jika tidak, akan salng menghabiskan dan memunculkan.

Saya Nge- Fans Dengan Ridho Hudayana
Jika ditanya, saya nge fans dengan siapa? Ya saya akan menjawab secara urut, saya ngefans dengan Allah swt, Rasulullah saw, para Syahid dan Syahidah, orang tua, dan kakak-kakak saya, juga orang-orang yang ber-ilmu dan memiliki teladan yang istimewa. Namun sebenar-benarnya saya itu nge fans dengan diri saya sendiri.  Dan anda pun akan berkomentar, Hmm.. narsis banget..

Sejujurnya dari perasaan saya yang logis, tidak ada alasan saya untuk ngefans dengan orang lain, kecuali saya merasa memiliki kesamaan baik real self(kenyataan dari diri)  maupun ideal self(suatu sosok diri yang diinginkan namun belum terjadi atau bahkan tidak akan terjadi) terhadap orang yang saya nge-fans padanya.

Karenanya setiap hari saya selalu jatuh cinta pada diri saya sendiri. Karena rule of the game nya adalah, jika anda tidak cinta dengan diri anda sendiri maka tidak ada satupun makhluk yang ada dibumi ini yang akan cinta dengan anda.

Cinta=Jangan Menghinakan Diri!
Hal yang dibenci bagi pecinta adalah mempermalukan, mengecewakan, bahkan menghinakan yang ia cinta. Berhubung jika kita benar mencintai diri kita, maka tentunya kita akan benci, jika mempermalukan diri kita dengan hal-hal yang tidak layak, seperti  mencuri, menipu, menghina, membenci orang lain yang mungkin tidak layak untuk kita musuhi.

Dan tentunya jika kita benar mencintai diri kita, maka pati kita tidak akan terima diri kita kecawa, dengan pencapaian jauh dari kemampuan yang kita miliki. Yang seharusnya mampu mendapatkan 100, tapi hanya berupaya untuk 40, sungguh memalukan.

Apa yang terjadi ketika kita menghinakan diri dengan berbuat asusila, mencontek, korupsi, terima sogokan, dan prilaku yang membuat diri kita yang kita cintai. Sehingga ada sebuah lagu yang suka saya nyanyikan, namun sedikit saya modifikasi lagu itu; “bila kau benar-benar saying padaku, bila kau benar-benar cinta, tak perlu kau katakan yang sia-sia dan berprilaku hina”.
Mengapa harus katakan kepada diri kita do more, do fast, do the best? “Because I Always loving You!”

Wallahu’ala bishowab
Yaumul ahad 5 Dzulhijjah 1432


COMMENTS

Nama

Advertorial Download Forum Konseling Gratis Indonesian Jenius Juragan Donat Motivasi Harian Paradigma Psikologi Puisi
false
ltr
item
Ridho Hudayana: Because I Always loving You!
Because I Always loving You!
https://m.ak.fbcdn.net/photos-g.ak/hphotos-ak-prn1/47412_3895779354299_555778080_a.jpg
Ridho Hudayana
http://ridhopsi.blogspot.com/2013/11/because-i-always-loving-you.html
http://ridhopsi.blogspot.com/
http://ridhopsi.blogspot.com/
http://ridhopsi.blogspot.com/2013/11/because-i-always-loving-you.html
true
7614345822492057109
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy