Mendobrak Bandung By. Ridho Hudayana Beranjak dari tasik jum’at jam 08.30 pagi berjalan alias berbus ria menuju bandung bersama budiman bus...
Mendobrak Bandung
By. Ridho Hudayana
Beranjak dari tasik jum’at jam 08.30 pagi berjalan alias berbus ria menuju bandung bersama budiman bus cepat yang katanya pelananannya baik. Cukup dengan uang 25 ribu sudah bisa duduk nyantai didalam bis ber AC dan menikmati pemandangan lereng gunung dan jalan yang berliku-liku sepanjang puluhan kilometer melewati gunung apalah namanya. Cukup menikmati perjalanan sampai tak sempat tidur.
Alhamdulillah sampai juga di kota parahiyangan alias kota sejuta artis jum’at jam 12.30, setelah 4 jam duduk santai bersama budiman. Sambil sms an dengan calon marketer, sembari buat janji ketemuan di masjid raya bandung alias masjid agung di kebun kalapa. Turun dari budiman trus naik damri yang lewat masjid agung depam alun-laun kebun kalapa. Ya sebenarnya gak terlalu jauh lah dari terminal bis cicaheum, tapi ku sempat bingung dan sedikit salah kaparah dengan nama masjid agung dan masjid raya. Sebenarnya aku sudah melewati masjid raya, tapi ragu untuk turun dari bus damri 2 ribu rupiah itu, trus akhirnya turun di jalan yang menuju alun-alun’sesampai di alun-alun yang dimaksud sms dari seorang kenalan ku itu, rupanya masjid agung yang kubaca di dindingnya bertuliskan masjid raya bandung. Ya cukup merasa bodoh sendiri, tapi fine aja lah anggap aja pengalaman baru di kota mode ini.
Pemandangan semacam pasar pun ku lihat di sepanjang kompleks masjid raya bandung. Dari yang berjualan makanan sampai yang berjualan pakaian berderet di teras masjid sampai didepan masjid. Dari yang berjualan tanpa ekspresi sampai yang berjualan demonstrasi seperti penjual obat. Ya cukup menarik lah, kulewati satu persatu pedagang-pedagang itu, sembari mencari tempat wudhu, buat shalat.

Selesai bertemu calon marketer itu, kini giliran mengunjungi KAMDA Bandung. Ujian berikutnya adalah, aku gak tau no hp yang harus ku hubungi unntuk menanyakan dimana letaknya KAMDA Bandung itu. Ujiannya mudah banget, telpon aja Kantor SBS pusat, buat minta nomer pengurus kamda yang lainnya. Setelah dapet nomernya, trus ku telpon dan di kasi arahan naik bus damri yang ke arah terminal cicaheum. Trus turun di balai besar tekstil dan mencari sambil tanya-tanya ke orang bandung yg terkenal ramahnya jalan awi bitung , gang jembar 4 nomer 18. Terlihat sekretariat KAMDA Bandung yang baru pindah beberapa hari lalu, lebih manusiawai dari kontrakan yang sebelumnya, tutur kang acep. Sesampainya berbincang-bincang dengan pengurus KAMDA Bandung, sembari berkenalan n bertukar cerita gado-gado alias gak ada tema khusus. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya datang juga merketer yang dinanti kehadirannya untuk sedikit berbincang terkait dengan pemasaran buku dan menawarkan untuk mengadakan training keajaiban belajar dan mengadakan kampoenk jenius di bandung, sembari ku berikan company profile-nya kampoenk jenius. Setelah menggamblangkan semua tawaran itu dan ku dengarkan respon yang dilontarkannya dengan seksama. Aku berkesimpulan dari semua respon dan kondisi kesibukan marketer itu, ya not bad lah.. harapan itu masih ada (SH mode on).. masih perlu waktu untuk mendobrak bandung menjadi bagian penggerak indonesia jenius 2015.
Dan aku pun beranjak darai bandung menuju kota batik, karena ku telah ditunggu oleh seorang teman disana. Untuk menyemangati dan mewujudkan indonesia Jenius 2015