SBS Knowledge Management 4 Kunci Sukses Genius Part 3 “ Yes Sir! ” (Disiplin) Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (ada...
SBS
Knowledge Management
4
Kunci Sukses Genius Part 3
“Yes Sir!” (Disiplin)
Ta'at
dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). apabila
Telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). tetapi Jikalau mereka
benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi
mereka.
(Q.S. Muhammad; 21)
Taat
adalah bukti yang kuat bagi kita beriman sebagai komitmen pada tauhid yang
menjadi prinsip dalam kehidupan kita setiap harinya.
Dapat
saya katakan ketaatan adalah bukti yang jelas dalam mengetahui kondisi keimanan
atau komitmennya pada Islam. yang Allah nyatakan dalam surah diatas “tetapi Jikalau mereka benar (imannya)
terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”.
Maka berfungsinya tauhid dalam prinsip
kehidupan adalah ketika komitmen keimanan itu kuat dengan kedisiplinan kita
dalam mentaati semua perintah dan larangan-Nya
Teka-Teki Berhadiah
Kunci Ke-3
“jika
anda memiliki ini, cepat atau lambat anda pasti sukses!”
Pada
malam itu, diskusi kami pun kembali digelar untuk membahas dan mendiagnostik
diri, apakah kita sudah atau belum sukses selama ini.
Sebagaimana
2 malam seblumnya sudah kita membahas 2 kunci sukses yang harus kita miliki
dalam kehidupan pribadi yang akan terlihat dalam kesuksesan di pekerjaan besar
kita di SBS.
Dimana
setelah kita memiliki prinsip, maka prinsip itu harus dijaga dengan komitmen
yang memastikan prinsip itu akan berlangusng secara terus menerus.
Bang
Yun, kembali membuka diskusi kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat
kita antusias dalam memberikan jawaban yang dilontarkan bang Yun yang
rasa-rasanya melontar kita dengan sejuta pertanyaan.
Pertama
bang Yun membuka diskusi malam kita dengan memberikan study cases mengenai
aktivis mahasiswa yang memiliki banyak organisasi, namun tidak satu pun
organisasinya yang ia geluti itu mencapai kesuksesan, baik yang bersifat
pribadi maupun kelompok.
Padahal,
aktivis itu memiliki prinsip dan komitmen dalam setiap organisasi yang ia
geluti. Kami dengan enteng dan secara maraton menjawab, “kurang fokus, gak bisa
mengatur waktu, tidak bisa mengatur prioritas,” dan lain sebagainya.
Namun
bang Yun masih menilai jawaban kami masih belum tepat, dan kembali mengarahkan
jawaban itu dengan langsung menjadikan kita objek dari contoh kasusnya,
disebutlah seorang teman saya disebelah, bang Yun berkata, Sifulan itu
sebenarnya dari prinsip sukses yang pertama dan kedua yaitu prinsip dan
komitmen dia sudah memiliki.
Namun
sifulan ini kenyataannya masih belum dikatakan sukses di SBS, dan di tempat
yang lainnya. Sehingga tak jarang sifulan ini di SBS sering mendapatkan
“Sinfullcard”(kartu penuh dosa, yang diberikan kepada orang yang melakukan
kesalahan dalam bekerja di SBS, dengan konsekuensi pemotongan gaji).
Selanjutnya
bang Yun memberikan clue nya lagi. “Pelanggaran
terhadap kunci ini yang sering membuat
marah saya dan membuat saya terlihat keras dengan hukuman, padahal saya
sebenarnya sangat menyayangkan hal itu terjadi, karena melihat kapasitas dan
karir anda semuanya, sebetulnya pemberian Sin full card itu tidaklah perlu”.
Dan
kami pun semakin penasaran, karena yang menjadi kasusnya itu adalah diri kami
sendiri. Kami pun menghujani bang Yun dengan jawaban-jawaban, “kurang memahami
SOP (Standard Operational Procedure), tidak memahami dan memperhatikan KPI (Key
Performance Indicators), tidak fokus, menejerial yang lemah, kurang konisten.
Bang
Yun berkata, “hmm.. konsisten hampir mendekati, ayo sedikit lagi” dan akhirnya
teman saya menjawab, “kita kurang disipin ya bang?” “ya betul sekali, karena
kediiplinanlah membuat saya sering marah dan memberikan anda semua sinfull”
Bang
Yun kembali menyambungkan kedisiplinan dengan kasus aktivis yang secara prinsip
dan komitmennya baik dan ciri umum mereka aktiv di berbagai organisasi dan
kepanitiaan. Dan tidak jarang mereka kurang “sukses” di semua organisasi yang
di gelutinya itu.
Jawabannyapun
sama, ya! Karena mereka aktivis yang kurang “sukses” itu tidak disiplin dengan
waktu. Yang tak jarang ditemui telat ketika janji untuk bertemu atau dalam
rapat, sering kali telat, dan erkadang secara sengaja atau tidak, melupakan
janjian keemu atau agenda dengan alasan banyak agenda yang lainnya.
Dalam
diskusi kami, hal-hal iu dapat diatasi dengan pengaturan jadwal dan straegi
secara detail untuk sepenuhnya menepati waktu rapat, janji ketemu dan mem-fix
kan semua jadwal yang akan dihadiri.
My Best Practice
Tiada prestasi
tanpa kedisiplinan
(A’a Gym)
Kata-kata
A’a Gym ini adalah kata-kata yang sangat menginspirasi dan saya gemari pada
waktu SMA, hingga saya jadikan salah satu motto hidup. menurut saya yang akan
menjadi kunci kesuksesan saya ketika belajar di SMA.
Ternyaa
benar, saya merasakan saya sukses menyeimbangkan semua aktivitas saya yang bisa
dikatakan anak SMA dengan segepok kegiatan. Pada waktu itu, setiap hari saya
berangkat jam 6 pagi dari rumah dan kembali ke rumah jam 7 malam. Namun saya
bukan study oriented yang menghabisakan belajar saya di sekolah
Tapi
saya habiskan waktu dari pulang sekolah sampai malam itu dengan kegiatan-kegiatan
di organisasi.
Di
beberapa organisasi yang saya geluti ada nasyid bersama beberapa teman seperti
Ishak, Tri, Arbi,Yudi, dan yang lainnya. Di MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas)
saya juga berpartner dengan teman-teman di OSIS menjalankan orgnisasi.
Lingkar
Siswa Khatulistiwa(LSK) bersama pak widodo, fakhrul, Kanada, Meri, Astri, dan
dengan yang lainnya. Di Organisasi Kepenulisan, saya memilih bergabung di
majalah Sang Bintang bersama bang Yunsirno, Arbi, Ishak, dan beberpa teman
lainnya.
Didalamnya
baik saya sebagai leader-nya atau
sebagai follower, saya senantiasa
mengefektifkan organisasi itu dengan membangun budaya disiplin waktu dan apa
yang menjadi tugas saya di organisasi itu dikerjakan sesuai dengan yang harus
dikerjakan.
Karena
organisasi bagi saya tempat belajar sesungguhnya, adalah di Organisasi yang
selama ini saya ikuti. Organisasilah memberi saya semangat untuk belajar lebih
dan lebih, serta berani intuk bermimpi lebih besar lagi.
Dengan
berbekal motto hidup tiada prestasi tanpa kedisiplinan, saya menjadi 2 kali
lipat menikmati pengalaman belajar di Sekolah dulu. Dan seperti motto tersebut
sayapun tidak jarang menjadi juara kelas karena saya aktif di organisasi dan
berdisiplin dengannya.
Dan
menjadi tolak ukur bagi saya, ketika prestasi saya menurun, maka saya tengah
mendapati diri saya
kurang disiplin dalam mengikuti organisasi yang saya geluti
itu semua.
Maka ambillah
disiplin itu jika kita semua ingin menjadi pemenang setiap hari!!!